TUGAS INDIVIDU
PARASITOLOGI
Platyhelminthes dan Nemathelminthes
NAMA : ASTRID SAFIRA IDHAM
NIM :
H411 13 341
KELAS : PARASITOLOGI B
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah filum
Platyhelminthes dan nemathelminthes ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen parasitology. Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangatlah
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Platyhelminthes berasal dari bahasa
yunani, Platy = Pipih dan Helminthes =
cacing. Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih.
Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan
coelenterata. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana.
Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah
platyhelminthes yang hidup dengan cara parasit.
Nemathelminthes
umumnya cacing yg hidupnya parasit dan merugikan manusia. Pada umumnya
merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan, dan sampai sekarangpun belum ada
satu pakar yang menemukan sisi positif yang ditimbulkan oleh cacing
Nemathelminthes ini. Nemathelminthes (cacing giling) merupakan jenis cacing yang
hidupnya menyerap sari-sari makanan dari inangnya jadi cacing ini sangatlah
berbahaya karena merupakan parasit.
Sering disebut
cacing perut atau cacing usus atau cacing gelang. Parasit pada usus halus
manusia, hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan
yang baik namun tidak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik.
Adapun rumusan
masalah yang akan kami angkat dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1.
Apa itu Platyhelminthes dan Nemathelminthes?
2.
Bagaimanakah cirri-ciri Platyhelminthes dan Nemathelminthes itu?
3.
Bagaimankah Struktur tubuh Platyhelminthes dan Nemathelminthes?
4.
Bagaimanakah system Perkembang
biakan Platyhelminthes dan Nemathelminthes?
5.
Bagaimankah Klasifikasi Platyhelminthes dan Nemathelminthes!
6.
Jelaskan Fisiology dari pembagian Platyhelminthes dan Nemathelminthes!
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan
yang akan kami angkat dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui Apa itu Platyhelminthes dan Nemathelminthes!
2.
Untuk memahami ciri-ciri Platyhelminthes
dan Nemathelminthes itu!
3.
Untuk mengetahui Bagaimankah Struktur
tubuh Platyhelminthes dan Nemathelminthes!
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah system
Perkembang biakan Platyhelminthes dan
Nemathelminthes!
5.
Untuk mengetahui Klasifikasi Platyhelminthes dan Nemathelminthes!
6.
Untuk memahami Fisiology dari
pembagian Platyhelminthes dan Nemathelminthes!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Platyhelminthes
Platyhelminthes
berasal dari kata platy yang artinya pipih dan helmins yang artinya cacing atau
cacing pipih adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya sudah lebih maju
dibandingkan Porifera dan Coelenterata. Hal ini dapat dilihat dengan
tanda-tanda berikut: tubuh bilateral simetris, arah tubuh sudah jelas yaitu
arah anterior-posterior dan arah dorsal-ventral. Tubuh Platyhelminthes memiliki
tiga lapisan sel (triploblastik) yaitu ektoderm yang akan berkembang menjadi
kulit, mesoderm yang akan berkembang menjadi otot-otot dan beberapa organ tubuh
dan endoderm yang akan berkembang menjadi alat pencernaan makanan. Tetapi,
kelompok hewan ini masih tetap tergolong tingkat rendah, mengingat tubuh tidak
mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (coelom), saluran pencernaan makanan
belum sempurna, bahkan ada sementara anggota yang tidak bersaluran pencernaan,
alat kelaminnya masih belum terpisah (hermaphrodit).
Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak dan epidermis bersilia. Cacing
pipih ini merupakan hewan tripoblastik yang tidak mempunyai rongga tubuh
(acoelomata). Biasanya hidup di air tawar, air laut dan tanah lembab. Ada pula
yang hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Cacing parasit ini mempunyai
lapisan kutikula dan silia yang hilang setelah dewasa. Hewan ini mempunyai alat
pengisap yang mungkin disertai dengan kait untuk menempel.
Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan.
Sedangkan sistem pencernaannya tidak sempurna, tanpa anus. Contoh
Platyhelmintes adalah Planaria. Planaria mempunyai sistem pencernaan yang
terdiri dari mulut, faring, usus (intestine) yang bercabang 3 yakni satu cabang
ke arah anterior dan 2 cabang lagi bagian samping tubuh. Percabangan ini
berfungsi untuk peredaran bahan makanan dan memperluas bidang penguapan.
Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan sehingga buangan
yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
Filum Platyhelminthes
terdiri dari sekitar 13.000 species, terbagi menjadi tiga kelas; dua yang
bersifat parasit dan satu hidup bebas. Planaria dan kerabatnya dikelompokkan
sebagai kelas Turbellaria. Cacing kait adalah parasit eksternal atau internal
dari kelas Trematoda. Cacing pita adalah parasit internal dari kelas Cestoda.
Kelas Turbellaria
Hampir semua anggota Turbellaria
hidup secara bebas, hanya ada beberapa saja yang hidup secara ektokomensalis
atau secara parasitis. Tubuh cacing Turbellaria tidak terbagi atas
segmen-segmen, bagian luarnya ditutupi oleh epidermis yang berinsitium sebagian
daripadanya dilengkapi dengan sel-sel yang menghasilkan zat mucosa.
Contoh:
Planaria sp
Cacing ini
dipakai sebagai contoh karena pada umumnya mewakili anggota kelas Turbellaria.
1.
Habitat
Hidup bebas di perairan air tawar yang jernih dan tidak mengalir, biasanya
berlindung di tempat-tempat yang teduh.
2. Struktur Tubuh
Tubuh
pipih dorsoventral, bagian kepala berbentuk segitiga dengan tonjolan yang
menyerupai telinga, yang biasa disebut aurikel, bagian ekor meruncing. Panjang
tubuh sekitar 5-25mm, bagian tubuh sebelah dorsal warnanya lebih gelap daripada
warna tubuh sebelah ventral. Di tengah-tengah bagian dorsal kepalanya terdapat
bintik mata (berfungsi untuk membedakan gelap dan terang). Dekat pertengahan
tubuh bagian ventral agak ke arah ekor terdapat lubang mulut. Lubang
mulut berhubungan dengan kerongkongan yang dindingnya dilengkapi dengan otot
daging sirkular dan longitudinal. Kerongkongan dapat ditarik dan dijulurkan.
Dalam posisi menjulur, kerongkongan tersebut mirip belalai. Di sepanjang
pinggiran tubuh bagian ventral terdapat “zona adesif” yang menghasilkan lendir
liat yang berfungsi untuk melekatkan diri ke permukaan yang ditempelinya. Di
permukaan ventral ditutupi oleh rambut-rambut getar halus.
Dinding tubuh Planaria pada prinsipnya tersusun atas 4 lapisan jaringan, yaitu
secara berturut-turut dari luar ke dalam sebagai berikut: (1) lapisan
epidermis, (2) lapisan kelenjar sub-epidermis, (3) lapisan otot (musculus), (4)
lapisan mesenchym (parenchyma).
1.
Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan terdiri atas mulut, faring, esofagus, dan usus halus
(intestin). Lubang mulut dilanjutkan oleh kantung yang berbentuk silindris
memanjang dan disebut rongga mulut (rongga faringeal). Esophagus merupakan
persambungan dari faring yang langsung bermuara ke dalam usus. Usus bercabang
tiga, satu menuju ke anterior, sedangkan yang kedua lagi secara
berjajar sebelah menyebelah menuju ke arah posterior. Masing-masing
cabang bercabang lagi ke arah lateral. Percabangan ke arah lateral disebut
“devertikulata”. Planaria sebagian besar bersifat karnivora. Planaria memiliki
kemoreseptor (terletak di kiri-kanan bagian anterior), sehingga memungkinkan
cacing ini bereaksi terhadap zat makanannya yang berupa rangsangan zat
protein. Jika mangsa telah disentuh, ujung anterior membelok dengan cepat ke
arah mangsanya dan kemudian melingkarinya. Dengan lendir yang diekskresikan
oleh kelenjar mukosa dan “rhabdibes” mangsa dapat diikat erat. Kemudian faring
ditonjolkan keluar untuk mengambil mangsa dan segera ditarik kembali ke dalam
rongga mulut.
Makanan dicerna secara ekstrasel, kemudian sel-sel tertentu pada epitel usus
dapat membentuk pseudopodia dan mencerna mangsanya di dalam vakuola makanan (
pencernaan intrasel). Sari-sari makanan diabsorpsi dan secara difusi masuk ke
seluruh jaringan tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak dicerna dikeluarkan
kembali ke usus. Bilamana persediaan makanan telah habis, ia akan memakan
tubuhnya sendiri. Pertama ia akan mengorbankan organ reprodukstif, kemudian
sel-sel parenkim, otot, dan seterusnya. Sehingga tubuhnya berukuran kecil.
Ketika ia mendapatkan makanan, ia melakukan regenerasi pada masing-masing sel
yang rusak.
2. Sistem Ekskresi
Sistem
ekskresi terdiri dari dua saluran longitudinal yang berbentuk seperti jala dan
bercabang ke seluruh bagian tubuh dan berakhir di sel api (protonephridia). Sel
api adalah sel berbentuk gelembung berisi seberkas silia dan terdapat lubang di
bagian tengah gelembung itu. Sel api ini berfungsi baik untuk ekskresi maupun
pengaturan osmosis..sel api berlubang dan mengandung silia yang berfungsi untuk
mendorong air dan sisa metabolisme masuk ke dalam saluran ekskresi. Pada
masing-masing sisi tubuh Biasanya terdapat 1-4 buah pembuluh pengumpul yang
membentang longitudinal. Di bagian anterior pembuluh-pembuluh sisi longitudinal
tersebut mengadakan pertemuan, dihubungkan oleh pembuluh transversal sedikit
agak di depan bintik mata. Di bagian posterior pembuluh-pembuluh sisi tersebut
masih terpisah. Di bagian permukaan dorsal daripada tubuhnya, pembuluh-pembuluh
sisi tersebut bermuara pada suatu pori-pori yang disebut nephridiophor. Pada
permukaan dorsal saluran induk mempunyai lubang ekskresi. Pengeluaran sisa
metabolism berlangsung selain melalui saluran ekskresi juga melalui lapisan
gastrodermis.
Belum mempunyai organ respirasi sehingga pertukaran gas berlangsung secara
difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya.
3.
Sistem Saraf
Susunan saraf Planaria bila dibandingkan dengan susunan saraf Coelenterata
sudah lebih maju, sebab pada Planaria ini sudah ditemukan sejumlah ganglion
yang berfungsi sebagai pusat susunan saraf. Terdiri dari ganglion serebral,
terletak di bagian kepala dan berfungsi sebagai otak. Dari ganglion serebral
ini keluarlah cabang-cabang urat saraf secara radier menuju ke arah lateral,
anterior dan posterior. Cabang anterior menuju ke bagian bintik mata, cabang
lateral menuju ke alat indra kemoreseptor sedangkan cabang posterior terdiri
dari satu pasang (kanan dan kiri) yang saling bersejajar yang membentang di
bagian ventral tubuh yang disebut tali saraf.
4.
Alat Indera
Alat indera berupa bintik mata dan indera aurikel yang keduanya terletak di
bagian kepala. Bintik mata merupakan titik hitam yang terletak di bagian dorsal
dari kepala. Masing-masing bintik mata terdiri dari sel-sel pigmen yang
tersusun dalam bentuk mangkok yang dilengkapi dengan sel-sel saraf sensoris
yang sangat sensitif terhadap sinar. Bintik mata tersebut sekedar dapat
membedakan gelap dan terang saja.
Planaria bersifat photonegatif. Dari kenyataan bahwa bila Planaria dikenai
cahaya pada salah satu sisinya, maka cacing tersebut akan bergerak menjauhi
cahaya. Aurikel merupakan indera rasa, bau dan sentuhan. Jika aurikel tidak
berfungsi, maka hewan tersebut tidak dapat mengetahui jenis makanan
kesukaannya.
5.
Sistem Reproduksi
Planaria bersifat hermaphrodit, maka dalam tubuh seekor hewan tersebut terdapat
alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Adapun susunan alat kelamin
tersebut adalah sebagai berikut:
o
Organ
kelamin jantan terdiri atas:
1.
Testis
(berjumlah ratusan, berbentuk bulat selebar di sepanjang sisi kedua tubuh).
2.
Vasa
eferensia (merupakan pembuluh yang menghubungkan testis dengan bagian pembuluh
lainnya yang lebih besar).
3.
Vasa
deferensia (merupakan pembuluh yang berjumlah dua buah yang masing-masing
membentang di setiap sisi tubuh yang kedua-duanya saling bertemu dan bermuara
ke dalam suatu kantung yang disebut vesiculus seminalis.
4.
Vesicular
seminalis (merupakan kantung yang berfungsi menampung sperma dan menyalurkan
sperma ke penis.
5.
Penis,
merupakan alat pentransfer ke tubuh atau kea lat kelamin Planaria yang lain pada
waktu mengadakan kopulasi dalam rangka mengadakan perkawinan silang. Penis ini
bermuara ke dalam ruang genetalis.
6.
Ruang
genetalis (yang waktu kopulasi menjulur keluar melalui poros genitalis.
o
Organ
kelamin betina terdiri atas :
a.
Ovari
berjumlah dua buah, berbentuk bulat terletak di bagian anterior tubuh.
b.
Oviduct
(saluran telur) dari setiap ovarium akan membentang ke arah posterior sebuah
saluran yang disebut oviduct atau aliran telur. Antara saluran telur
kanan dan kiri saling bersejajar yang saling dilengkapi dengan kelenjar yang
menghasilkan kuning telur.
c.
Kelenjar
kuning telur, menghasilkan kuning telur yang akan disediakan bagi sel telur
bila telah diproduksi oleh ovarium.
d.
Vagina,
merupakan saluran yang berfungsi untuk menerima transfer spermatozoid dari
Planaria lain, dimana spermatozoid yang telah ditransfer selanjutnya akan
disimpan dalam ruangan yang disebut receptaculus seminalis.
e.
Uterus
(receptaculus seminalis) merupakan ruangan yang bentuknya menggelembung yang
berfungsi untuk menyimpan spermatozoid hasil transfer dari Planaria lain.
f.
Genital
atrium (ruang genitalis) merupakan muara bersama antara kedua buah saluran
telur (oviduct) yang telah disebut di atas. Planaria berkembangbiak dengan cara
seksual maupun aseksual.
6. Regenerasi
Daya generasinya
sangat tinggi, bila hewan ini dipotong-potong maka bagian yang hilang akan
tumbuh kembali dan menjadi individu yang utuh seperti semula.
C. Kelas Trematoda
Boleh dikatakan
bahwa hampir semua anggota trematoda ini bersifat parasit terhadap hewan
Vertebrata, baik secara ekto maupun endoparasit. Tubuh tertutup oleh suatu
tegument yang Biasanya licin, tetapi kadang berduri. Hampir semua species
memiliki satu atau lebih batil hisap. Tubuh tidak dilengkapi dengan epidermis
maupun silia kecuali fase larvanya. Tubuh berbentuk seperti daun, dan
dilengkapi dengan alat pengisap. Bagian luar tubuh dilapisi kutikula. Daur
hidupnya ada yang secara langsung dan ada pula yang memerlukan dua atau lebih
hospes, salah satu hospesnya ialah siput. Di dalam hospes Vertebrata, cacing
daun dewasa hidup di dalam saluran pencernaan, di dalam saluran-saluran yang
berhubungan dengan saluran pencernaan, di dalam darah, paru-paru, kantung
empedu, kantung kencing, dan oviduk atau di dalam hampir semua organ tubuh.
Biasanya parasit tersebut berada terbatas dalam lumen dalam selaput lendir dan
jaringan-jaringan selaput lendir dan epitel.
Pembuahan sendiri
dan pembuahan silang dapat terjadi pada trematoda. Galur-galur yang mengalami
pembuahan sendiri kemungkinan merupakan penyesuaian diri terhadap lingkungan
khusus dimana terdapat sedikit siput, atau dimana terdapat kesulitan untuk
dapat kontak dengan siput misalnya, di dalam air arus deras.
Contoh: Fasciola hepatica (cacing
hati)
Gambar
Fasciola hepatica (cacing hati)
1. Struktur Tubuh
Ukuran tubuh antara 8-13mm,
bentuknya pipih (seperti daun), susunan tubuhnya tripoblastik.
a.
Lapisan
ektoderm (tipis, mengandung sisik kitin dan sel-sel tunggal kelenjar, dilapisi
kutikula yang berfungsi melindungi jaringan di bawahnya dan cairan
hospes).
b.
Lapisan
endoderm (mengandung sisik chitine dan sel-sel tunggal kelenjar. Ektoderm
melapisi saluran pencernaan).
c.
Lapisan
mesoderm (merupakan jaringan yang membentuk otot, alat ekskresi dan saluran
reproduksi).
Di samping itu
terdapat jaringan parenkim yang mengisi rongga antara dinding tubuh
dengan saluran pencernaan. Di dalam jaringan itu terdapat bermacam-macam
organ misalnya, alat reproduksi. Di sekitar mulut terdapat alat hisap
(berfungsi sebagai alat penempel pada hospes). Alat hisap dilengkapi dengan
otot-otot yang tersusun atas tiga lapisan yaitu:
a. Lapisan luar
melingkar
b. Lapisan tengah
longitudinal
c. Lapisan dalam
diagonal
2. Sistem
Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan sederhana. Saluran pencernaan terdiri atas:
mulut, faring (saluran pendek) esophagus, usus (terdiri dari dua cabang utama
yang menjulur dari anterior ke posterior sebelah-menyebelah dalam tubuh).
Selanjutnya cabang utama itu akan bercabang lagi (cabang tersebut disebut
divertikulum, seperti pada Planaria). Tidak memiliki sistem sirkulasi, maka
bahan makanan diedarkan oleh saluran pencernaan makanan itu sendiri.
3. Sistem Ekskresi
Yang khas pada semua cacing pipih, sistem protonefridial yang terdiri atas
flame cells (flame bulbs) dihubungkan oleh tubulus yang bersatu menjadi duktus
yang lebih besar bermuara secara bebas keluar tubuh atau bergabung dahulu
menjadi suatu kandung kencing yang bermuara pada atau dekat ujung posterior
cacing. Flame cells atau duktus tidak hanya berfungsi untuk ekskresi, tetapi
juga untuk pengaturan air dan barangkali untuk menjaga agar cairan tubuh selalu
bergerak. Duktus-duktus atau tubulus-tubulus mengandung tonjolan-tonjolan kecil
seperti jari, yang diduga membantu reabsorpsi dengan peningkatan daerah
permukaan internal.
4. Sistem Saraf
Sistem sarafnya sama dengan sistem saraf pada Planaria.
5. Sistem
Reproduksi
Alat reproduksi jantan dan betina terdapat pada tiap-tiap hewan dewasa. Alat
kelamin jantan terdiri atas: (1) sepasang testis sebagai pabrik sperma, (2) dua
pembuluh vasa deferensia sebagai penyalur sperma dari testis, (3) kantung
vesiculum seminalis (4) saluran ejakulasi yang berakhir pada alat kopulasi (5)
penis.
Alat reproduksi betina terdiri atas: (1) saluran tunggal ovarium yang
memproduksi telur, (2) saluran oviduct yang menyalurkan telur ke ovari, (3)
kelenjar pembungkus ovum yang dimana (4) saluran vetelline atau saluran yolk
yang menyalurkan globuli yolk yang berasal dari (5) kelenjar yolk atau kelenjar
vetelin. Setelah kelenjar pembungkus melengkapi kulit chitine, selanjutnya
telur masuk ke dalam (6) pembungkus yang disebut uterus.
Fasciola hepatica bersifat hermaprodit, dari setiap individu dapat
menghasilkan ratusan ribu telur, telur tersebut dikeluarkan ke usus dan keluar
bersama-sama dengan feses. Telur bila sampai pada tempat yang baik (basah) akan
menetas menjadi miracidium. Miracidium ini bergerak dengan silianya ke siput
Lymnea dan masuk ke dalam tubuh siput (miracidium di luar tubuh siput tahan
hidup selama 8 jam). Mirasidium keluar dari telur di dalam usus siput.
Berhubung siput senang makan tinja, maka terdapat kesempatan luas untuk
tertelannya telur cacing ke dalam usus siput. Miracidium setelah dua
minggu di dalam tubuh siput akan menjadi sporocyst yang menghasilkan
redia-redia yang mempunyai sebuah batil hisap yang telah berkembang sempurna
dan sebuah usus embrionik. Sebagian besar jaringan internal bersifat germinal,
dan di dalam redia akan dihasilkan cercaria-cercaria . Cercaria yang masak
mempunyai dua batil hisap, usus yang bercabang dan mempunyai alat gerak
semacam ekor untuk menempel pada tumbuhan air/tumbuhan darat dekat dengan
tempat berair dalam bentuk metacercaria (mengkista). Selain itu mereka juga
memiliki berbagai macam sel-sel kelenjar, termasuk sel-sel penembus dan
sitogenik. Sel sitogenik tersebut berperanan di dalam pembentukan dinding sista
metacercaria. Seperti mirasidia, cercaria mungkin juga mempunyai bintik-bintik
mata atau fotoreseptor yang mengandung sel-sel sensoris dan sel-sel berisi
pigmen. Metacercaria yang mengkista dapat termakan oleh ternak dan akan menjadi
Fasciola hepatica dewasa yang menetap di dalam hati.
Tahap
perkembangan larva Fasciola hepatica
D. Kelas Cestoda (Cacing
Pita)
Seluruh anggota
kelas ini bersifat endoparasit. Tubuh tidak dilengkapi dengan epidermis maupun
silia. Tubuh seperti pita dan pada umumnya terbagi atas segmen-segmen. Setiap
segmennya dilengkapi dengan satu perangkat alat reproduksi yang
hermaphrodit.
Contoh: Taenia solium, Taenia
saginata, Taenia pisiformis, Echinococcus Granulosus.
Gambar
Taenia Solium
1. Struktur Tubuh
Taenia merupakan
cacing yang sangat Panjang yang terdiri atas: sebuah kepala bulat yang disebut
scolex, sejumlah ruas yang sama yang disebut proglottida. Pada kepala terdapat
alat hisap dan jenis Taenia solium mempunyai kait (rostellum). Di belakang
scolex terdapat leher kecil yang selalu tumbuh yang akan menghasilkan
proglottida baru yang mula-mula kecil tumbuh menjadi besar. Panjang tubuh
cacing pita mencapai 2 meter. Proglottida yang paling akhir merupakan
proglottida yang paling tua yang selalu melepaskan diri. Dalam proglottida tua
terdapat sejumlah telur.
2. Sistem
Pencernaan Makanan
Tubuh cacing pita
disesuaikan dengan kehidupan parasit. Tidak mempunyai alat pencernaan makanan,
karena langsung menghisap zat makanan pada hospesnya.
3. Sistem Ekskresi
Saluran ekskresi memanjang dengan
cabang-cabang yang berakhir dengan sel api.
4. Sistem Saraf
Sistem saraf seperti pada Planaria
dan cacing hati, tapi tidak begitu berkembang baik.
5. Sistem
Reproduksi
Proglottida yang
masak mengandung alat reproduksi jantan yaitu: (1) testis yang menghasilkan
spermatozoa, (2) vasa deferensia yang membawa ke (3) lubang genital. Alat
reproduksi betina yaitu: (1) ovari yang menghasilkan sel telur, (2) oviduct
yang merupakan penyalur sel telur, (3) kelenjar yolk (kuning telur yang
membungkus sel telur), (4) kelenjar pembungkus yang membungkus telur dan
seterusnya masuk ke (5) uterus. Di dalam uterus itulah akan terjadi fertilisasi
atau pembuahan dengan spermatozoa, yang mungkin datang dari proglottida
yang sama. Setelah itu turun ke vagina. Proglottida yang telah masak dan tua yang
banyak mengandung sel telur yang telah dibuahi akan lepas dan keluar
bersama-sama dengan feses hospes. Telur yang mengandung embrio yang termakan
oleh babi akan tumbuh menjadi larva yang melobangi dinding usus terus mengikuti
aliran darah menetap di daging menjadi kista, yang selanjutnya menjadi
Cysticercus. Bila daging tersebut dimakan masih mentah, maka Cysticercus
menjadi daging dewasa di dalam usus hospes baru.
B.
Nemathelminthes
Nemathelminthes (dalam bahasa
yunani, nema = benang, helminthes = cacing) disebut sebagai cacing gilig karan
tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang.Berbeda dengan
Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah
memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati.Oleh karena memiliki
rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.
Ciri – ciri
1.
Hidup
parasit di dalam tubuh makhluk hidup lain, dan ada juga yang hidup bebas
2.
Merupakan hewan Triploblasik Pseudoselomata
3.
Tubuhnya simetri Bilateral
4.
Tubuh dilapisi kutikula yang berfungsi untuk melindung
diri
5.
Memiliki sistem pencernaan
6.
Tidak memiliki pembuluh darah dan sistem respirasi
7.
Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam
individu yang berbeda
8.
Reprduksi secara seksual
9.
Telurnya dapat membentuk kista.
Ciri
tubuh
Nemathelminthes
pada umumnya memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis, namun ada juga yang
mencapai panjang 1 meter. Individu betina memiliki ukuran lebih besar daripada
individu jantannya. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi oleh Kutikula.
Kutikula itu sendiri berfungsi sebagai pelindung Nemathelminthes dalam
menghadapi enzim-enzim pencernaan di dalam tubuh inangnya. Nemathelminthes
sudah memiliki alat pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, usus, dan
anus. Mulut nemathelminthes berada di bagian depan (anterior), sedangkan anus
berada di ujung belakang (posterior). Nemathelminthes tidak memiliki sistem
peredaran darah jadi sari sari makanan diedarkan melalui cairan pada
pseudoselom. Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi. Jadi dia bernafas
secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi berbeda.
struktur tubuh Nemathelminthes
struktur tubuh Nemathelminthes
Ukuran
Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter.Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter.Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
Habitat
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya.Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut.Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya.Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut.Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
Reproduksi
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Klasifikasi
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora.Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora.Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.
Kelas
Nematoda
Kelas nematoda terdiri dari
beberapa spesies tidak hanya bersifat parasitik terhadap manusia, namun juga
terhadap binatang, tumbuhan baik yang diusahakan maupun liar. Nematoda
merupakan organisme yang mempunyai struktur sederhana. Nematoda dewasa tersusun
oleh ribuan sel-sel somatik, ratusan sel diantaranya membentuk sistem reproduksi.
Tubuh nematoda berupa tabung yang disebut sebagai pseudocoelomate. (anonimus,
2008).
Nematoda merupakan anggota dari
filum nemathelminthes. Mereka mempunyai saluran usus dan rongga badan, tetapi
rongga badan tersebut dilapisi oleh selaput seluler sehingga disebut pseudosel
atau pseudoseloma. Nematoda berbentuk bulat pada potongan melintang, tidak
bersegmen, dan ditutupi oleh kutikula yang disekresi oleh lapisan sel langsung
di bawahnya, hipodermis. (Levine, 1977).
Nematoda adalah cacing yang
umumnya berbentuk bulat (silindris) memanjang dari anterior ke posterior dan
pada anterior terdapat mulut. Tubuhnya ditutupi oleh selapis kutikula yang
tidak berwarna dan hampir transparan. Kutikula dihasilkan oleh hipodermis yang
berada dibawahnya. (Yudha, 2009).
Biasanya sistem pencernaan,
ekskresi, dan reproduksi terpisah. Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada
juga yang vivipar dan yang berkembang biak secara partenogenesis. Cacing dewasa
tidak bertambah banyak didalam badan manusia. Seekor cacing betina dapat
mengeluarkan telur atau larva sebanyak 20 sampai 200.000 butir sehari. Telur
atau larva ini dikeluarkan dari badan hospes dengan tinja. Larva biasanya
mengalami pertumbuhan dengan pergantian kulit. Bentuk infektif dapat memasuki
badan manusia dengan berbagai cara; ada yang masuk secara aktif, ada pula yang
tertelan atau dimasukkan oleh vektor melalui gigitan. Hampir semua nematoda
mempunyai daur hidup yang telah diketahui dengan pasti. (gandahusada,1998).
Model pengendalian siklus infeksi
toxocariasis pedet dapat dilakukan dengan minyak atsiri rimpang temuireng
(Curcuma aeruginosa RoxB). Peluang penularan trypanosomiasis dapat terjadi jika
terdapat reservoir, yaitu sapi yang terinfeksi. Mekanisme penularan dipengaruhi
oleh kemampuan terbang vektor, kemampuan menyebar, serta daya tahan hidup
T.evansi pada vektor. "Lama hidup pada habitat probosis vektor maksimal 4
jam. Sedangkan pada habitat fore gut maksimal 9 jam (Setiawan Koesdarto, 2007).
A.
Taksonomi
Taksonomi
dari cacing namatoda adalah:
Filum
: Nemathelminthes
Kelas
: Nematoda
Ordo
: Strongylorida, rhabditorida, ascaridorida, spirurorida, camallanorida,
dorylaimorida, dioctophymatorida
Famili
: Trichostrongylidae,rhabditidae, cephalobidae, strongyloididae,
ancylostomatidae,
strongylidae, syngamidae, metastrongilidae,
ascarididae,
filariidae
Genus
: Trichostrongylus, strongyloides, ancylostoma, necator, strongylus,
haemonchus,dipetalonema, dirofilaria, dll
B.
Morfologi
1.
Bentuk tubuhnya bulat (silindris) memanjang dari anterior ke posterior,
tidak bersegmen dan meruncing pada kedua ujungnya.
2.
Permukaan tubuhnya dilapisi oleh kutikula yang dihasilkan langsung oleh
hipodermis yang berada dibawahnya.
3.
Organ – organ internalnya berbentuk filamen dan tergantung dalam rongga tubuh
cacing yang berisi cairan.
4.
Sistem pencernaannya berupa tabung lurus panjang dengan sebuah mulut yang
dikelilingi oleh 6 bibir dan anus dibagian posterior.
5.
Sistem syaraf terdiri dari cincin syaraf yang mengelilingi istmus esofagus dan
tersusun dari sejumlah ganglia dan syaraf.
6.
Sistem reproduksi betina terdiri dari ovarium, oviduct, dan uterus yang
berakhir pada vagina pendek dan berujung di vulva yang terletak di daerah 1/3
bagian anterior tubuh.
7.
Sistem reproduksi jantan terdiri dari sebuah testis dan vas deferens yang
berakhir di duktus ejakulator di kloaka.
8.
Pada cacing jantan terdapat spikula yang homolog dengan penis dan bursa
kopulatriks yang berfungsi untuk memegang betina ketika perkawinan.
Cacing Perut (Ascaris lumbricoides)
· Cacing Perut
tergolong dalam kelompok Nemathelminthes (cacing gilig)
· Ascaris
lumbricoides berdasarkan lapisan embryonal pembentuk tubuhnya tergolong
organisme Triploblastik Pseudocoelomata (triploblastik yang berongga semu
artinya rongga tubuhnya terisi organ organ sehingga tidak mutlak sebagai
rongga, seperti yang dijumpai pada Triploblastik coelomata)
· Sistem pencernaan
sudah ada diawali dari mulut dan berakhir di anus namun organ itu berada dalam
rongga sehingga ada rongga tetapi digunakan untuk organ sehingga punya rongga
tetapi semu (pseudo coelom)
· Cacing Perut atau
yang dikenal dengan sebutan Ascaris lumbricoides (hampir terdapat di belahan
bumi maka ia tergolong organisme kosmopolitan, tidak endemik)
· Cacing banyak
dijumpai terkhususkan di daerah yang sanitasinya kurang , tempat yang kurang
higienis , tempat yang habis banjir sehingga septictank tempat kotoran meluap
keluar jenis cacing ini cukup dan termasuk parasit.
· Ascaris
lumbricoides menempati usus halus dan mempunyai hobby memakan sari
makanan yang ada di sekitar usus tersebut sehingga tubuhnya gembul bisa
mencapai 20 - 40 cm
· Maka cenderung
orang yang terinfeksi cacing ini tubuhnya kurus , bagaimana supaya tidak kurus
? makan harus porsinya double, misalnya sarapan ya harus 2 piring , 1 piring
untuk sel sel tubuh anda dan 1 piring untuk cacingnya.
· Hidup parasit di
usus halus memakan sari sari makanan
· Struktur
tubuh berukuran makroskopis 20 – 30 cm untuk yang dewasa
· Individu
betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.
· Tubuh berbentuk
bulat panjang gilig dengan permukaan tubuh tidak bersegmen segmen dengan
ujung-ujung yang meruncing.
· Permukaan tubuh
dilapisi kutikula yaitu semacam lilin untuk melindungi tubuh dari pencernaan
kimiawi enzim
· Sistem pencernaan
yang berkembang dengan baik terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.
· Mulut terdapat pada
ujung anterior sisi depan , sedangkan anus terdapat pada ujung posterior ujung
belakang .
· tidak memiliki
pembuluh darah, makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada ruang
antar organ secara peredaran terbuka
· Sistem respirasinya
secara sederhana dengan mensirkulkasi oksigen dan carbon dioksida keluar masuk
sel tubuh secara difusi melalui permukaan tubuh / kulit sebagai ganti paru paru
, kemudian Oksigen itu masuk ke pembuluh darah kemudian oleh darah didistribusikan
ke sel sel seluruh tubuh
· Karena darahnya
membawa Oksigen dan sari makanan dan ada didalam pembuluh darah maka Cacing ini
peredarannya tertutup
· Organ reproduksi
jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.
· Jenis jantan berukuran 15 cm dengan diameter 3-4mm
dan memiliki ekor melengkung
· Jenis betina berukuran lebish besar
sekitar 25 cm dengan diameter 5mm dengan ujung posterior lurus.
· Cacing ini hidup
sebagai parasit dalam usus manusia dan sering disebut sebagai cacing usus atau
cacing gelang
- mempunyai panjang sekitar 20 - 30 cm, dengan kedua ujungnya meruncing dan berwarna merah muda.
- cacing ini mengisap sari makanan yang ada di dalam usus. Pada penderita cacingan, kadang-kadang cacing ini akan keluar bersama feses (kotoran manusia).
Siklus hidupnya :
· Telur yang telah
membentuk embrio mula-mula keluar bersama feses ,
· ketika faeces
kering maka terbanglah telur ke mana mana ,
· akhirnya termakan
oleh manusia bersama-sama makanan atau minuman.
· Selanjutnya, akan
menetas di dalam perut manusia
· dan larva tersebut
menuju ke dinding usus masuk dalam pembuluh darah menuju ke jantung.
· Dari jantung
kemudian menuju paru-paru.
· dari paru paru
Larva akan bergerak ke faring/kerongkongan.
· Apabila larva
tersebut tertelan, maka masuk lagi ke dalam usus dan menetap hingga menjadi
dewasa.
kelas
Nematophora
· Tubuh bulat kecil seperti rambut,
disebut juga cacing rambut.
·
Contoh: Nectonema sp dan Gordiust sp (parasit pada Arthopoda)
Peranannya
:
Peranan nemathelminthes bagi
kehidupan manusia secara ekonomi tidak ada yang menguntungkan bahkan merugikan.
Nemathelminthes kebanyakan adalah parasit pada manusia, tanaman, dan hewan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filum
Platyhelminthes berasal dari kata Platy yang berarti pipih dan helminthes yang
berarti cacing. Jadi berarti cacing bertubuh pipih. Tubuh pipih dorsoventral
tidak berbuku-buku, simetris bilateral, serta dapat dibedakan antara ujung
anterior dan posterior. Struktur tubuh Filum Platyhelminthes adalah semua
anggota filum ini berbentuk simetris bilateral dan memiliki bagian kepala dan
terbagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu Kelas Turbellaria, Kelas Trematoda, dan
Kelas Cestoda. Filum Platyhelminthes Selain menjadi sumber penyakit, dia juga
memiliki peran untuk manusia memiliki peran terhadap manusia seperti Planaria
menjadi salah satu makanan bagi organisme lain cacing hati maupun cacing pita
merupakan parasit pada manusia dan hewan.
Nemathelminthes umumnya cacing yg
hidupnya parasit dan merugikan manusia. Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (triploblastik), yaitu
lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam
(endoderm).
Nemathelminthes
terbagi menjadi
kelas, yaitu Nematoda terbagi menjadi; Ascaris lumbricoides (cacing perut), Ancylostoma duodenale (cacing
tambang), Oxyuris
vermicularis (cacing kremi), Wuchereria bancrofti (cacing rambut), Trichinella
spiralis.
Comments
Post a Comment