Bagi teman-teman yang akan melakukan penelitian, saya ingin memberikan sedikit rangkuman mengenai jenis-jenis penelitian. Saya berharap postingan ini dapat bermanfaat untuk kalian semua.
JENIS-JENIS
PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara
ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara
ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut Jajan S.
Suriasumantri ( 1978 ) metode keilmuan ini merupakan gabungan antara pendekatan
rasional dan empiris.
Penelitian ada beberapa jenis :
1.
Menurut Penggunaannya
Jenis
penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi:
a. Penelitian dasar atau penelitian murni
( pure research ) LIPI memberi definisi sebagai berikut. Penelitian
dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis
tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun
dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.
b. Penelitian terapan ( applied
research )
Batasan yang
diberikan LIPI adalah:
Penelitian terapan
ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah
dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai
untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan
pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan
pengambilan keputusan atau administrator.
Dilihat dari segi tujuannya,
penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan
aplikasi dan sesuatu konsep-konsep teoritis tertentu.
2.
Menurut Metodenya
Jenis
penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut :
a. Penelitian Historis
b. Penelitian Filosofis
c. Penelitian Observasional
d. Penelitian Ekspremental
3.
Menurut Sifat Permasalahannya
Sesuai
dengan tugas penelitian itu untuk mmemberikan, menerangkan, meramalkan dan
mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka penelitian dapat pula
digolongkan dari sudut pandangan ini. Sehingga penggolongan ini bisa mencakup
penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih
rancangan penelitian yang sesuai. Ada delapan jenis penelitian itu yakni:
a.
Penelitian
Historis
b.
Penelitian
Deskriptif
c.
Penelitian
Perkembangan
d.
Penelitian
kasus dan Penelitian lapangan
e.
Penelitian
Korelasional
f.
Penelitian
Kausal-Komparatif
g.
Penelitian
Ekspremental
h.
Penelitian
Tindakan
a. Penelitian Historis
Penelitian
ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif memahami
peristiwa-peristiwa masa lampau itu.
Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian
pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang
dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau
dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada
kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
b. Penelitian Deskriptif
Penelitian
deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual
dan sifat populasi tertentu.
Misalnya:
penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar
sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti
penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung
jawab.
c. Penelitian Perkembangan
Penelitian
perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai
fungsi dari waktu.
Kekhususan:
(1)
Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangannya selama jangka waktu
tertentu. Meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan urutan perkembangan
dalam beberapa fase.
(2)
Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.
Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas cukup.
d. Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
Penelitian
kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci
mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
kekhususan
1)
Subjek
yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan ( unit ) secara mendalam, sehingga
hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit itu. Kasus bisa
terbatas pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu peristiwa atau
suatu kelompok terbatas lain.
2)
Selain
penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas,
dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang
terpusat pada spek yang menjadi kasus. Biasanya penelitian ini dengan cara
longitudinal.
e. Penelitian Korelasional
Penelitian
korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.misalnya,
apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak
mereka.
f. Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian
untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang
mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Misalnya
: sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya
lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kekhususan
1)
Pengumpulan
data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab akibat itu dilakukan
setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi ( penelitian bersifat ex
post facto ).
2)
Suatu
gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor pada
masa lampau.
g. Penelitian Ekspremental
Penelitian
dengan melakuakn percobaan terhadap kelompok-kelompok ekspremen. Kepada tiap
kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan
kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Data
sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara
kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya, hendak meneliti keefektifan
metode-metode mengajar. Penerapan tiap metode dicobakan terhadap
kelompok-kelompok coba. Pada akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok
dievaluasi.
h. Penelitian Tindakan
Penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan
dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meneliti keterampilan
kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Penelitian
pengembangan keterampilan mengisi program B kurikulum SMA 1984.
Kekhususan
1)
Dipersiapkan
untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia kerja.
2)
Penelitian
didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku. Menyiapkan program
kerja untuk pemecahan masalah.
3)
Bersifat
fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap
penting untuk pembaruan ( inovasi ).
4.
Menurut Bidang Ilmu
Ragam
penelitian ditinjau dari bidangnya adalah: penelitian pendidikan (lebih lanjut
lagi pendidikan guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesenian), ketekhnikan,
ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya.
TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Kegiatan penelitian merupakan suatu proses
memperoleh atau mendapatkan suatu pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang
dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Dalam penelitian
di bidang apapun, tahapan-tahapan itu pada umumnya memiliki kesamaan,
walaupun ada beberapa hal sering terjadi pemodifikasian dalam pelaksanaannya
oleh peneliti sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi tanpa mengabaikan
prinsip-prinsip umum yang digunakan dalam proses penelitian.
Secara garis besar, tahapan-tahapan yang
ditempuh dalam melaksanakan penelitian ada tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan diantaranya ialah:
Mengidentifikasi masalah/Mencari
permasalahan: Tahap ini, peneliti harus terlebih dahulu mencari apa
masalah yang hendak diteliti.
Merumuskan masalah:
Dimana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari penemuan masalah yang kemudian
peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-masalah yang akan diteliti.
Buatlah secara operasional dan membuat batasan-batasan masalahnya terutama
dalam menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti.
Mengadakan studi pendahuluan: Hal
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi-informasi berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat dapat diketahui keadaan atau
kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun praktis.
Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna untuk menyusun
kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang akan
diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian lapangan. Studi pendahuluan
dapat dilakukan dengan
studi dokumenter, kepustakaan dan studi lapangan.
Merumuskan hipotesis:
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya melalui
penelitian di lapangan.
Menentukan sampel penelitian:
Pada tahap ini, ditentukan obyek yang akan diteliti. Keseluruhan obyek yang
akan diteliti disebut populasi penelitian. Bila dalam penelitian hanya
menggunakan sebagian saja dari populasi, maka dalam hal ini cukup
menggunakan sampel.
Menyusun rencana penelitian: Tahap ini merupakan pedoman selama
melaksanakan penelitian. Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat
mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian,
dan memuat hal-hal sebagai berikut:
·
Masalah
yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian;
·
Bentuk
atau jenis data yang dibutuhkan;
·
Tujuan
dilakukannya penelitian;
·
Manfaat
atau kegunaan penelitian;
·
Dimana
dilakukannya penelitian;
·
Jangka
waktu pelaksanaan penelitian;
·
Organisasi
kegiatan dan pembiayaan;
·
Hipotesis
yang diajukan;
·
Teknik
pengumpulan data dan pengolahan data;
·
Sistematik
laopran yang direncanakan;
·
Menentukan
dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam tahap ini, ada beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan dengan baik. Diantara kegiatan dalam pelaksanaan penelitian
diantaranya:
Pengumpulan Data – Kegiatan
ini harus didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan
penelitian. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penelitian dijadikan dasar
dalam menguji hipotesis yang diajukan.
Analisis Data – Pengolahan
data atau analisis ini dilakukan setelah data terkumpul semua yang kemudian
dianalisis, dan dihipotesis yang diajukan diuji kebenarannya melalui analisis
tersebut. Jika jenis data yang dikumpulkan itu berupa data kualitatif,
maka pengolahan datanya dilakukan dengan cara menarik
kesimpulan deduktif-induktif, namun jika data yang dikumpulkan berupa
jenis data kuantitatif atau berbentuk angka-angka, maka analisis yang
digunakan menggunakan analisis kuantitatif atau statistika sebelum
menarik kesimpulan secara kualitatif.
3. Laporan Penelitian
Untuk kepentingan publikasi, maka penelitian
harus dilaporkan kepada orang-orang yang berkepentingan. Bentuk dan sistematik
laporan penelitian dapat berupa artikel ilmiah, laopran, skripsi, thesis atau
disertasi. Tahap laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dalam sebuah
proses penelitian.
FILOSOFI
KUALITATIF
Menurut Potter (1996), tidak ada definisi yang secara umum dapat diterima perihal kualitatif. Kata 'kualitatif' telah mulai digunakan untuk mengacu pada hal-hal berikut :
1. Filosofi lebih luas dan pendekatan pada riset;
2. Sebuah metodologi riset;
3. Teknik riset khusus
Menurut Potter (1996), tidak ada definisi yang secara umum dapat diterima perihal kualitatif. Kata 'kualitatif' telah mulai digunakan untuk mengacu pada hal-hal berikut :
1. Filosofi lebih luas dan pendekatan pada riset;
2. Sebuah metodologi riset;
3. Teknik riset khusus
Menurut Nueman (1997) dan
Blaikie (1993), ada 3 (tiga) pendekatan berbeda pada penelitian social.
Ketiganya mewakili sebuah model atau paradigm dalam penelitian, serangkaian
teori yang dapat diterima, prosedur dan asumsi tentang bagaimana para peneliti
melihat dunia. Paradigma berdasarkan aksioma atau pernyataan yang secara
universal diterima sebagai kebenaran. Pradigma menjadi penting karena
berkaitan dengan seleksi atau pemilihan dalam metode penelitian.
1. POSITIVISTIK (OBYEKTIVISME)
1. POSITIVISTIK (OBYEKTIVISME)
Adalah paradigma tertua
dan masih digunakan secara luas dalam riset media massa. Diperoleh dari
tulisan-tulisan filsuf seperti Comte & Mill, positivistic
adalah paradigm yang paling sering digunakan dalam ilmu alam. Saat ilmu social
dikembangnkan, para peneliti memodifikasikan teknik ini untuk kepentingan
mereka. Paradigma positivistic meliputi konsep sebagai kuantifikasi, hipotesis
dan mengukur obyek.
2. INTERPRETATIF (INTERPRETIF)
2. INTERPRETATIF (INTERPRETIF)
Penafsiran ilmu social
diawali oleh Max Weber & Wilhelm Dilthey. Tujuan dari paradigma ini untuk
mengetahui bagaimana perilaku alamiah keseharian manusia dalam memaknai dan
mengintepretasikan setiap kejadian di lingkungan mereka. Paradigma ini begitu
popular pada riset media massa selama decade 1970-an dan 1980-an kemudian
memperoleh kemajuan pesat pada 1990-an.
3. KRITIS
3. KRITIS
Paradigma kritis
menggambarkan penggunaan model analisis pada kehidupan manusia. Para peneliti
kritis tertarik pada konsep distribusi kekuatan (kekuasaan) dalam masyarakat
dan ideology politik. Paradigma
Positivistik berbeda dari Paradigma Interpretatif pada 3 (tiga) dimensi :
1.
Dua metode memiliki realitas filososfi yang berbeda.
Bagi peneliti positivistic, realitas adalah obyektif; keberadaannya terpisah
dari para peneliti dan dapat dilihat oleh semua orang yang lain. Dengan kata
lain, hal itu berada di luar. Sementara bagi peneliti interpretative, tidak ada
realitas tunggal. Masing-masing pengamat (observer) menciptakan realitas
sebagai bagian dari proses penelitian. Realita adalah subyektif dan keberadaannya
hanya dalam referensi bagi observer. Menurut peneliti interpretative,
keberadaan realitas hanya bagi observer. Sebaliknya peneliti posistivistik
meyakini bahwa realita dapat dibagi dalam komponen bagian-bagian, dan
pengetahun mengenai ini semua diperoleh dengan mengamati masing-masing bagian
tersebut. Sementara peneliti interpretative menguji seluruh proses, meyakini
bahwa realita adalah holistik, meneyeluruh dan tidak dapat dibagi-bagi.
2.
Kedua metode memiliki sudut pandang berbeda dari setiap
individu. Peneliti positivistik meyakini semua manusia pada dasarnya mirip
dan melihat kategori-kategori umum untuk menyimpulkan perilaku atau perasaan
mereka. Sementara peneliti interpretative meyakini bahwa manusia pada
dasarnya berbeda dan tidak dapat dikotak-kotakan.
3.
Peneliti positivistik bertujuan untuk
menjeneralisasikan hukum umum perilaku dan menjelaskan banyak hak hal pada
banyak dimensi. Sebaliknya, peneliti interpretative berusaha untuk menghasilkan
penjelasan khusus tentang situasi atau individu tertentu. Jadi, bila peneliti
positivistik berkonsentrasi pada area yang lebih luas, maka peneliti
interpretative berkonsentrasi pada area yang lebih mendalam.
Terdapat dua jenis filosofi dalam penelitian
yaitu :
·
Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang fleksibel. Walaupun dasar rangkaian pertanyaan
didisain untuk memulai proyek penelitian, namun peneliti dapat mengubah
pertanyaan-pertanyaan tersebut atau menanyakan pertanyaan yang bersifat penyelesaian
masalah kapan pun.
·
Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitaif menggunakan pertanyaan-pertanyaan
statis/tertutup atau standart Seluruh responden disodori pertanyaan yang sama.
Wwalaupun pertanyaan yang bersifat penyelesaian masalah dapat didisain ke dalam
daftar pertanyaan atau kuesioner, namun harus termasuk dalam daftar pertanyaan
atau alat ukur sebelum proyek penelitian dimulai.
SUMBER DATA, POPULASI DAN SAMPEL
·
Pengertian Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi,maka sumber datanya
bida berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati tumbuhnya
jagung, sumber datanya adalah jagung, sedang objek penelitiannya adalah
pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen dan
catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan merupakan subjek
penelitian atau variabel penelitian. Sumber data penulis mengklasifikasikannya
menjadi 3 tingkatan huruf P dari bahasa inggris, yaitu :
P =
Person, sumber data berupa orang
Yaitu
sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara
atau jawaban tertulis melalui angket.
P =
Place, sumber data berupa tempat
Yaitu
sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam,
misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna, dan lain-lain.
Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak
tari, sajian sinetron, kegiatan belajar-mengajar, dan lain sebagainya. Keduanya
merupakan objek untuk penggunaan metode observasi.
P =
Paper, sumber data berupa simbol
Yaitu
sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau
simbol-simbol lain. Dengan pengertiannya ini maka “paper” bukan terbatas hanya
pada kertas sebagaimana terjemahan dari kata “paper” dalam bahasa inggris,
tetapi dapat berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar, dan sebagainya, yang
cocok untuk penggunaan metode dokumentasi.
Sumber data dilihat dari subjek dimana data menempel.
Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan subjek peneliti ini, maka
dikenal ada 3 jenis penelitian :
a. Penelitian populasi.
b. Penelitian sampel.
c. Penelitian kasus.
·
Pengertian Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga
disebut studi populasi atau studi sensus. Dilihat dari jumlahnya populasi dapat
dibedakan menjadi :
a.
Jumlah terhingga ( terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu )
b.
Jumlah tak hingga ( terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari batasannya.
Penelitian
populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di
dalam populasi. Oleh karena itu subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam
populasi, maka juga disebut sensus. Objek pada populasi diteliti, hasilnya
dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi.
Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga subjeknya tidak
terlalu banyak.
·
Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Penelitian sampel baru boleh
dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen.
Apabila subjek populasi tidak homogen, maka kesimpulannya tidak boleh
diberlakukan bagi seluruh populasi Ada beberapa keuntungan jika kita
menggunakan sampel yaitu :
a.
Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan
dengan populasi, maka kerepotannya pun berkurang.
b.
Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan
ada yang terlewati.
c.
Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien.
d.
Ada kalanya penelitian dengan populasi berarti
deskruktif (merusak).
e.
Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data.
f.
Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan
penelitian populasi.
Daftar Pustaka
Bambang
Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.
Deddy
Mulyana. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Jonathan
Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono,
(2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono,
(2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Comments
Post a Comment