Skip to main content

RANGKUMAN MENGENAI JENIS-JENIS PENELITIAN

Bagi teman-teman yang akan melakukan penelitian, saya ingin memberikan sedikit rangkuman mengenai jenis-jenis penelitian. Saya berharap postingan ini dapat bermanfaat untuk kalian semua.

JENIS-JENIS PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut Jajan S. Suriasumantri ( 1978 ) metode keilmuan ini merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.
Penelitian ada beberapa jenis :
1. Menurut Penggunaannya
Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi:
a.     Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research ) LIPI memberi definisi sebagai berikut. Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.
b.     Penelitian terapan ( applied research )
Batasan yang diberikan LIPI adalah:
Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.
Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan aplikasi dan sesuatu konsep-konsep teoritis tertentu.
2. Menurut Metodenya
Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut :
a.     Penelitian Historis
b.     Penelitian Filosofis
c.     Penelitian Observasional
d.     Penelitian Ekspremental
3. Menurut Sifat Permasalahannya
Sesuai dengan tugas penelitian itu untuk mmemberikan, menerangkan, meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka penelitian dapat pula digolongkan dari sudut pandangan ini. Sehingga penggolongan ini bisa mencakup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai. Ada delapan jenis penelitian itu yakni:
a.   Penelitian Historis
b.   Penelitian Deskriptif
c.   Penelitian Perkembangan
d.   Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
e.   Penelitian Korelasional
f.    Penelitian Kausal-Komparatif
g.   Penelitian Ekspremental
h.   Penelitian Tindakan

a.     Penelitian Historis
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
b.    Penelitian Deskriptif
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Misalnya: penelitian yang dilakukan mahasiswa untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian deskriptif, seperti penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.
c.    Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi dari waktu.
Kekhususan:
(1) Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangannya selama jangka waktu tertentu. Meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan urutan perkembangan dalam beberapa fase.
(2) Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal. Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas cukup.
d.  Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
kekhususan
1)    Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan ( unit ) secara mendalam, sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit itu. Kasus bisa terbatas pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu peristiwa atau suatu kelompok terbatas lain.
2)    Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang terpusat pada spek yang menjadi kasus. Biasanya penelitian ini dengan cara longitudinal.
e.     Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka.
f.      Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Misalnya : sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kekhususan
1)    Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi ( penelitian bersifat ex post facto ).
2)    Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor pada masa lampau.
g.     Penelitian Ekspremental
Penelitian dengan melakuakn percobaan terhadap kelompok-kelompok ekspremen. Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar. Penerapan tiap metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba. Pada akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
h.     Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Penelitian pengembangan keterampilan mengisi program B kurikulum SMA 1984.
Kekhususan
1)    Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia kerja.
2)    Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku. Menyiapkan program kerja untuk pemecahan masalah.
3)    Bersifat fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap penting untuk pembaruan ( inovasi ).
4. Menurut Bidang Ilmu
Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah: penelitian pendidikan (lebih lanjut lagi pendidikan guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesenian), ketekhnikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya.

TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Kegiatan penelitian merupakan suatu proses memperoleh atau mendapatkan suatu pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Dalam penelitian di bidang apapun, tahapan-tahapan itu pada umumnya memiliki kesamaan, walaupun ada beberapa hal sering terjadi pemodifikasian dalam pelaksanaannya oleh peneliti sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi tanpa mengabaikan prinsip-prinsip umum yang digunakan dalam proses penelitian.
Secara garis besar, tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ada tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan diantaranya ialah:
Mengidentifikasi masalah/Mencari permasalahan: Tahap ini, peneliti harus terlebih dahulu mencari apa masalah yang hendak diteliti.
Merumuskan masalah: Dimana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari penemuan masalah yang kemudian peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-masalah yang akan diteliti. Buatlah secara operasional dan membuat batasan-batasan masalahnya terutama dalam menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti.
Mengadakan studi pendahuluan: Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi-informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat dapat diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun praktis. Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna untuk menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian lapangan. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan studi dokumenter, kepustakaan dan studi lapangan.
Merumuskan hipotesis: Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian di lapangan.
Menentukan sampel penelitian: Pada tahap ini, ditentukan obyek yang akan diteliti. Keseluruhan obyek yang akan diteliti disebut populasi penelitian. Bila dalam penelitian hanya menggunakan sebagian saja dari populasi, maka dalam hal ini cukup menggunakan sampel.
Menyusun rencana penelitian: Tahap ini merupakan pedoman selama melaksanakan penelitian. Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian, dan memuat hal-hal sebagai berikut:
·       Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian;
·       Bentuk atau jenis data yang dibutuhkan;
·       Tujuan dilakukannya penelitian;
·       Manfaat atau kegunaan penelitian;
·       Dimana dilakukannya penelitian;
·       Jangka waktu pelaksanaan penelitian;
·       Organisasi kegiatan dan pembiayaan;
·       Hipotesis yang diajukan;
·       Teknik pengumpulan data dan pengolahan data;
·       Sistematik laopran yang direncanakan;
·       Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap ini, ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan dengan baik. Diantara kegiatan dalam pelaksanaan penelitian diantaranya:
Pengumpulan Data – Kegiatan ini harus didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penelitian dijadikan dasar dalam menguji hipotesis yang diajukan.
Analisis Data – Pengolahan data atau analisis ini dilakukan setelah data terkumpul semua yang kemudian dianalisis, dan dihipotesis yang diajukan diuji kebenarannya melalui analisis tersebut. Jika jenis data yang dikumpulkan itu berupa data kualitatif, maka pengolahan datanya dilakukan dengan cara menarik kesimpulan deduktif-induktif, namun jika data yang dikumpulkan berupa jenis data kuantitatif atau berbentuk angka-angka, maka analisis yang digunakan menggunakan analisis kuantitatif atau statistika sebelum menarik kesimpulan secara kualitatif.

3. Laporan Penelitian

Untuk kepentingan publikasi, maka penelitian harus dilaporkan kepada orang-orang yang berkepentingan. Bentuk dan sistematik laporan penelitian dapat berupa artikel ilmiah, laopran, skripsi, thesis atau disertasi. Tahap laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dalam sebuah proses penelitian.

FILOSOFI KUALITATIF 
Menurut Potter (1996), tidak ada definisi yang secara umum dapat diterima perihal kualitatif. Kata 'kualitatif' telah mulai digunakan untuk mengacu pada hal-hal berikut :

1. Filosofi lebih luas dan pendekatan pada riset;        
2. Sebuah metodologi riset;    
3. Teknik riset khusus

Menurut Nueman (1997) dan Blaikie (1993), ada 3 (tiga) pendekatan berbeda pada penelitian social. Ketiganya mewakili sebuah model atau paradigm dalam penelitian, serangkaian teori yang dapat diterima, prosedur dan asumsi tentang bagaimana para peneliti melihat dunia. Paradigma berdasarkan aksioma atau pernyataan yang secara universal diterima sebagai kebenaran. Pradigma menjadi penting karena berkaitan  dengan seleksi atau pemilihan dalam metode penelitian.    

1. POSITIVISTIK (OBYEKTIVISME)       
Adalah paradigma tertua dan masih digunakan secara luas dalam riset media massa. Diperoleh dari tulisan-tulisan filsuf seperti Comte & Mill, positivistic adalah paradigm yang paling sering digunakan dalam ilmu alam. Saat ilmu social dikembangnkan, para peneliti memodifikasikan teknik ini untuk kepentingan mereka. Paradigma positivistic meliputi konsep sebagai kuantifikasi, hipotesis dan mengukur obyek.    
2. INTERPRETATIF (INTERPRETIF)        
Penafsiran ilmu social diawali oleh Max Weber & Wilhelm Dilthey. Tujuan dari paradigma ini untuk mengetahui bagaimana perilaku alamiah keseharian manusia dalam memaknai dan mengintepretasikan setiap kejadian di lingkungan mereka. Paradigma ini begitu popular pada riset media massa selama decade 1970-an dan 1980-an kemudian memperoleh kemajuan pesat pada 1990-an. 
3. KRITIS      
Paradigma kritis menggambarkan penggunaan model analisis pada kehidupan manusia. Para peneliti kritis tertarik pada konsep distribusi kekuatan (kekuasaan) dalam masyarakat dan ideology politik.  Paradigma Positivistik berbeda dari Paradigma Interpretatif pada 3 (tiga) dimensi :
1.     Dua metode memiliki realitas filososfi yang berbeda. Bagi peneliti positivistic, realitas adalah obyektif; keberadaannya terpisah dari para peneliti dan dapat dilihat oleh semua orang yang lain. Dengan kata lain, hal itu berada di luar. Sementara bagi peneliti interpretative, tidak ada realitas tunggal. Masing-masing pengamat (observer) menciptakan realitas sebagai bagian dari proses penelitian. Realita adalah subyektif dan keberadaannya hanya dalam referensi bagi observer. Menurut peneliti interpretative, keberadaan realitas hanya bagi observer. Sebaliknya peneliti posistivistik meyakini bahwa realita dapat dibagi dalam komponen bagian-bagian, dan pengetahun mengenai ini semua diperoleh dengan mengamati masing-masing bagian tersebut. Sementara peneliti interpretative menguji seluruh proses, meyakini bahwa realita adalah holistik, meneyeluruh dan tidak dapat dibagi-bagi.
2.     Kedua metode memiliki sudut pandang berbeda dari setiap individu. Peneliti positivistik meyakini semua manusia pada dasarnya mirip dan melihat kategori-kategori umum untuk menyimpulkan perilaku atau perasaan mereka. Sementara peneliti interpretative meyakini bahwa manusia pada dasarnya berbeda dan tidak dapat dikotak-kotakan.
3.     Peneliti positivistik bertujuan untuk menjeneralisasikan hukum umum perilaku dan menjelaskan banyak hak hal pada banyak dimensi. Sebaliknya, peneliti interpretative berusaha untuk menghasilkan penjelasan khusus tentang situasi atau individu tertentu. Jadi, bila peneliti positivistik berkonsentrasi pada area yang lebih luas, maka peneliti interpretative berkonsentrasi pada area yang lebih mendalam.

Terdapat dua jenis filosofi dalam penelitian yaitu :
·      Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan melalui pertanyaan-pertanyaan yang fleksibel. Walaupun dasar rangkaian pertanyaan didisain untuk memulai proyek penelitian, namun peneliti dapat mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut atau menanyakan pertanyaan yang bersifat penyelesaian masalah kapan pun.
·      Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitaif menggunakan pertanyaan-pertanyaan statis/tertutup atau standart Seluruh responden disodori pertanyaan yang sama. Wwalaupun pertanyaan yang bersifat penyelesaian masalah dapat didisain ke dalam daftar pertanyaan atau kuesioner, namun harus termasuk dalam daftar pertanyaan atau alat ukur sebelum proyek penelitian dimulai.
SUMBER DATA, POPULASI DAN SAMPEL
·      Pengertian Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi,maka sumber datanya bida berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati tumbuhnya jagung, sumber datanya adalah jagung, sedang objek penelitiannya adalah pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen dan catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan merupakan subjek penelitian atau variabel penelitian. Sumber data penulis mengklasifikasikannya menjadi 3 tingkatan huruf P dari bahasa inggris, yaitu :

P = Person, sumber data berupa orang
Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
P = Place, sumber data berupa tempat
Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna, dan lain-lain. Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar-mengajar, dan lain sebagainya. Keduanya merupakan objek untuk penggunaan metode observasi.
P = Paper, sumber data berupa simbol
Yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertiannya ini maka “paper” bukan terbatas hanya pada kertas sebagaimana terjemahan dari kata “paper” dalam bahasa inggris, tetapi dapat berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar, dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan metode dokumentasi.
Sumber data dilihat dari subjek dimana data menempel. Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan subjek peneliti ini, maka dikenal ada 3 jenis penelitian :
a. Penelitian populasi.
b. Penelitian sampel.
c. Penelitian kasus.
·      Pengertian Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Dilihat dari jumlahnya populasi dapat dibedakan menjadi :
a. Jumlah terhingga ( terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu )
b. Jumlah tak hingga ( terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari batasannya.
Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka juga disebut sensus. Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga subjeknya tidak terlalu banyak.
·      Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Penelitian sampel baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi tidak homogen, maka kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel yaitu :
a.     Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya pun berkurang.
b.     Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.
c.     Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien.
d.     Ada kalanya penelitian dengan populasi berarti deskruktif (merusak).
e.     Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data.
f.      Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi.





Daftar Pustaka

Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Deddy Mulyana. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.







Comments

Popular posts from this blog

PERKEMBANGAN IPTEK DALAM BIDANG BIOLOGI

KATA PENGANTAR        Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ‘’PERKEMBANGAN IPTEK DALAM BIDANG BIOLOGI”. Makalah ini berisikan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang biologi atau yang lebih khususnya membahas tentang bioteknologi.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Makassar, 5 Desember 2013                                                                                                                     Penulis      

SUSUNAN TULANG-TULANG DAUN, PHYLLOTAXIS, DAN ALAT TAMBAHAN

MAKALAH  SUSUNAN TULANG-TULANG DAUN, PHYLLOTAXIS, DAN ALAT TAMBAHAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang             Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang dan cabang-cabangnya, ada pula daun yang berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau pada ujungnya. Umumnya daun pada batang terpisah-pisah satu sama lain dengan jarak yang nyata.              Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut juga dengan buku-buku batang ( nodus ), dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang sebagai suatu cincin. Sedangkan bagian batang yang berada diantara dua buku-buku batang dinamakan ruas ( internodium ). Walaupun pada tumbuhan lain biasanya tak nampak adanya buku-buku yang jelas, tetapi karena tempat duduknya daun disebut buku-baku, maka bagian batang antara dua daun disebut pula sebagai ruas. I.2 Rumusan Masalah             Adapun rumusan masalah ya

LAPORAN BIOKIMIA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN VI PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM NAMA                                                : ASTRID SAFIRA IDHAM NIM                                                     : H41113341 KELOMPOK/KELAS                      : IV (EMPAT) / C HARI/TANGGAL PERCOBAAN : KAMIS / 4 DESEMBER 2014 ASISTEN                                            : NURUL FEBRIANI PUTRI LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel memerlukan jasa enzim, enzim disintesis di dalam sel, namun aktivitasnya tidak selalu di dalam sel. Berbagai reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respirasi, pertumbuhan, perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, pencernaan, fiksasi nitrogen, pembentukan urin, dan lain-lain (Salisbury,