Skip to main content

LAPORAN BIOKIMIA KARBOHIDRAT



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik makromolekul alam yang banyak ditemukan dalam tanaman maupun hewan. Pada tanaman, karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari dalam proses fotosintesis pada sel tanaman yang berklorofil (Tim Dosen Kimia, 2013).
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbondioksida dari atmosfer menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati, dan gula. Selulosa ialah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati ialah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber energy (Saifuddin, 2011).
Karbohidrat adalah senyawa polimer dari monosakarida dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Di ialam karbohidrat merupakan hasil sintesa dari molekul CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) yang dikenal dengan proses fotosintesis. Karbohidrat ini merupakan sumber energi atau makronutrien utama bagi makhluk hidup (Campbell dan Reece, 2010).
Komponen karbohidrat dalam bahan makanan telah tersusun dalam kadarnya masing-masing. Berdasarkan hal tersebut, dalam percobaan ini akan dilakukan percobaan isolasi kanji (starch) pada umbi kentang dan menguji larutan amilum dalam larutan iodine dalam berbagai keadaan (asam, basa, dan netral).
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari lebih jauh mengenai isolasi starch dari umbi kentang dan reaksi antara amilum dengan iodida dalam berbagai keadaan (asam, basa, dan netral).

1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1.      Menentukan kadar amilum pada umbi kentang dengan metode isolasi starch
2.      Menentukan reaksi dan perubahan warna untuk uji iodida pada starch dalam suasana asam, basa dan netral.

1.3 Prinsip Percobaan
1.3.1 Isolasi Starch dari kentang
Penentuan kadar kanji pada umbi kentang dengan mengisolasi berdasarkan prinsip homogenasi, penyaringan suspensi dan dekantasi beberapa kali dengan menggunakan pelarut air dan etanol untuk mendapatkan endapan murni yang berupa amilum.

1.3.2 Uji Iodida dalam Starch
Mereaksikan amilum dengan iodida dengan menambahkan pereaksi yang bersifat asam, basa, dan netral, kemudian melihat perubahan warna menjadi biru. Larutan yang mengalami perubahan warna kemudian dipanaskan dan mengalami perubahan warna menjadi bening dan kembali menjadi biru setelah didinginkan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organic makromolekul alam yang banyak ditemukan dalam tanaman maupun hewan. Pada tanaman, karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari dalam proses fotosintesis pada sel tanaman yang berklorofil (Tim Dosen Kimia, 2013).
Text Box: Sinar matahariReaksi fotosintesis:
nCO2 + nH2O                                      (CH2O)n + O2
Pati adalah polisakarida yang merupakan kelompok utama penyimpanan karbohidrat yang digunakan sebagai sumber makanan atau energy. Sedangkan selulosa adalah polisakarida yang menjadi komponen utama karbohidrat pada tumbuhan. Pada hewan tingkat tinggi, glukosa adalah komponen yang paling penting dan glukosa merupakan karbohidrat sederhana yang paling banyak diperlukan dalam tubuh manusia. Dua macam karbohidrat, yaitu D-ribosa dan 2- deoksiribosa adalah merupakan penyusun kerangka inti molekul genetic DNA dan RNA. Karbohidrat juga bagian penting dalam koenzim, antibiotika, tulang rawan, tulang rawan, kulit kerang dan dinding sel bakteri (Tim Dosen Kimia, 2013).
Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam dengan rumus empiris yaitu Cn(H2O)n. Melihat SENyawa rumus empiris tersebut, maka senhyawa ini pernah diduga sebagai “hidrat dari karbon”, sehingga disebut karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang tidak benar, hal ini karena beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti
 karbohidrat, tetapi bukan karbohidrat (Tim Dosen Kimia, 2013).
            Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbihidrat yaitu gugus karbonil (aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Berdasarkan hasil hidrolisis dan strukturnya maka karbohidrat dibagi atas tiga golongan besar yaitu, monosakarida, oligosakarida, dan poligosakarida. Istilah sakaridaberasal dari bahasa latin (saccharum = gula) dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat sederhana. Hasil hidrolisis dari ketiga kelas utama karbohidrat saling berkaitan (Tim Dosen Kimia, 2013).
            Karbohidrat (carbohydrate) mencakup gula sekaligus polimer-polimer gula. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida, dikenal juga sebagai gula sederhana. Monosakarida (monosaccaharide, dari kata Yunani monos, tunggal, dan sacchar, gula) umumnya memiliki rumus molekul yang merupakan kelipatan unit CH2O. Glukosa (C6H12O6), monosakarida yang paling umum, memiliki posisi sentral dalam kimia kehidupan. Dalam struktur glukosa, kita dapat melihat ciri khas gula, molekul ini memiliki gugus karbonil (>C=O) dan banyak gugus hidroksil (-OH). Bergantung pada lokasi gugus karbonil, gula dapat merupakan aldose (gula aldehida) atau ketosa (gula keton).Glukosa, misalnya, merupakan aldosa, sedangkan fruktosa, isomer struktur dari glukosa, adalah ketosa (Campbell dan Reece, 2010).
            Disakarida (disasccharide) terdiri dari dua monosakarida yang digabungkan oleh tautan glikosidik (glycosidic linkage), ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi dehidrasi. Disakarida yang
paling umum adalah sukrosa atau gula pasir, yang mana kedua monomernya adalah glukosa dan fruktosa. Tumbuhan umumnya mentranspor karbohidrat dari daun ke akar dan organ nonfotosintetik lain dalam bentuk sukrosa, contoh gula disakarida yang lain adalah laktosa, yakni gula yang terdapat didalam susu (Campbell dan Reece, 2010).
            Polisakarida (polysaccharide) merupakan makromolekul, polimer dengan beberapa ratus hingga beberapa ribu monosakarida yang digabungkan oleh tautan glioksidik. Beberapa polisakarida berperan sebagai materi simpanan, yang dihidrolisis apabila dibutuhkan untuk menyediakan gula bagi sel. Tumbuhan maupun hewan menyimpan gula untuk digunakan nanti dalam bentuk polisakarida simpanan. Tumbuhan menyimpan pati (starch), polimer dari monomer-monomer glukosa, sebagai granula di dalam struktur selular yang dikenal sebagai plastid, yang mencakup kloroplas. Menyintesis pati memungkinkan tumbuhan menimbun kelebihan glukosa, karena glukosa merupakan bahan bakar seluler utama, pati merepresentasikan energy yang disimpan. Gula nantinya dapat ditarik kembali dari tempat penyimpanan karbohidrat melalui hidrolisis, yang memutus ikatan antara monomer-monomer glukosa (Campbell dan Reece, 2010).
Kandungan karbohidrat pada tumbuhan berbeda-beda, contohnya seperti pada rumput laut. Kandungan karbohidrat pada rumput laut umumnya berbentuk serat yang tidak bisa dicerna oleh enzim pencernaan manusia, sehingga hanya memberikan sedikit asupan kalori dan cocok digunakan sebagai makanan diet (Santi dkk., 2012).
            Amilum merupakan salah satu bentuk bahan tambahan dalam pembuatan tablet sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur. Sebagai bahan penghancur amilum akan pecah dari bahan pengikat dan menyebabkan pembengkakan dari beberapa komponen penyusun sehingga sebagian tablet akan hancur. Di indonesia terdapat bermacam-macam tanaman yang mengandung amilum yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan tambahan. Salah satu contohnya adalah tanaman kentang (Mariyani, 2012).
Ada banyak fungsi dari karbohidrat dalam penerapannya di industri pangan, farmasi maupun dalam kehidupan manusia sehari-hari. Diantara fungsi dan kegunaan itu ialah (Saifuddin, 2011) :
a. Sebagai sumber kalori atau energi
b. Sebagai bahan pemanis dan pengawet
c. Sebagai bahan pengisi dan pembentuk
d. Sebagai bahan penstabil
e. Sebagai sumber flavor (karamel)
f. Sebagai sumber serat
Pengujian kadar karbohidrat dapat dilakukan dengan dua (2) macam cara, yaitu; pertama menggunakan reaksi pembentukan warna dan yang kedua menggunakan prinsip kromatografi (TLC/Thin Layer Cromatograpgy, GC/Gas Cromatography, HPLC/High Performance Liquid Cromatography). Dikarenakan efisiensi pengujian, pada umumnya untuk pengujian secara kualitatif hanya digunakan prinsip yang pertama yaitu adanya pembentukan warna sebagai dasar penentuan kandungan karbohidrat dalam suatu bahan. Sedikitnya ada tujuh (7) macam reaksi pembentukan warna (Saifuddin, 2011).
Pati tidak larut dalam air dan dalam analisis pati, memberikan warna biru dengan iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk amilosa yang memberi warna biru dengan iodium, amilopektin yang memberi warna merah dengan iodium (Manatar, dkk, 2012).
Pati sagu disebut juga poliglukosa, karena unit monomernya glukosa. Penambahan iodium akan terbentuk kompleks pati dan iodium kompleks ini dapat mengendap yang kemudian dapat ditentukan dengan mengukur konsentrasi warna biru yang terbentuk dengan menggunakan spektrofotometer. Metode ini digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan tersebut.Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru.Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Manatar, dkk, 2012).
Kandungan pati pada suatu tanaman berhubungan dengan keadaan tanaman itu sendiri. Keadaan pohon dari suatu sampel sangat berhubungan dengan kandungan pati yang dihasilkan sampel karena faktor pohon yang masih berproduksi dapat menghasilkan pati di dalam batang pohon, sedangkan untuk pohon yang sudah tidak berproduksi, produktivitas kandungan pati pada pohon akan menurun. (Manatar, dkk., 2012).
Fungsi pati atau amilim selain sebagai tempat cadangan makanan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penghancur pada tablet. Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika terjadi kontak dengan cairan saluran pencernaan. Diantara beberapa bahan penghancur, amilum merupakan salah satu bahan penghancur yang paling sering digunakan karena murah dan mudah didapat (Mariyani, dkk, 2012).
Kemampuan amilum sebagai bahan penghancur dipengaruhi oleh amilosa dalam amilum. Hal ini dikarenakan amilosa mampu menyerap air sehingga mempengaruhi proses pengembangan amilum, sehingga tablet yang kontak dengan cairan saluran pencernaan mengembang dan menyebabkan tablet menjadi pecah dan hancur. Salah satu amilum yang dapat digunakan sebagai bahan penghancur yaitu amilum jagung. Amilum jagung mudah diperoleh dan harganya terjangkau. Amilum jagung mengandung 28% amilosa dan 72% amilopektin (Wicaksono, 2008). Amilum jagung berupa serbuk halus, memiliki luas permukaan yang besar. Amilum alami bersifat adhesif sehingga sifat alirnya kurang baik. Oleh karena itu diperlukan modifikasi untuk kelemahan dari amilum jagung alami tersebut. Salah satu cara modifikasi amilum yaitu pregelatinasi (Mariyani, dkk, 2012).















BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu umbi kentang, etanol 95%, akuades, kertas saring, larutan iod 0,01 M, larutan amilum 1% dalam air, larutan HCl 6 M, larutan NaOH 6 M, kertas label dan tissue roll.

III.2 Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu, pisau, blender, batang pengaduk, kain putih, corong, gelas piala 250 mL, erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100 mL, neraca Ohauss, tabung reaksi, pipet tetes, dan oven.

III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Isolasi Starch dari kentang
Umbi kentang yang akan digunakan dikupas, dicuci dan ditimbang sebanyak 75 gram lalu dihomogenasikan dengan 100 mL air dalam blender selama ± 1 menit sehingga terbentuk suspensi. Campuran tersebut disaring dengan kain kasa dan cairannya ditampung dalam gelas piala sedangkan residunya dibuang.
Setelah terbentuk endapan, ditambahkan lagi 50 mL air dan dibiarkan mengendap. Endapan yang terbentuk didekantasi lagi dengan 50 mL air. Pekerjaan dekantasi dilakukan dengan air 50 mL kemudian terakhir didekantasi dengan dengan 25 mL etanol 95% disaring dengan kertas saring. Starch tersebut dikeringkan dalam inkubator selama beberapa menit dan setelah kering ditimbang.

III.3.2 Uji Iodida untuk Starch
Disiapkan 3 tabung reaksi. Dipipet 3 mL amilum ke dalam masing-masing tabung reaksi. Pada tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes air, tabung reaksi II ditambahkan 2 tetes HCl 6 M, dan tabung reaksi III ditambahkan  dengan 2 tetes NaOH 6 M. Masing-masing tabung ditambahkan 1 tetes iod 0,01 M. Diamati warna yang terbentuk. Kemudian dilanjutkan dengan pemanasan dan diamati warna yang terbentuk. Kemudian larutan didinginkan dalam air es dan diamati perubahan warna yang terjadi.













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Isolasi Starch dari Kentang
a.    Berat contoh (kentang) =  75  gram.
b.    Kentang setelah diblender akan terjadi suspensi kental berwarna krem.
c.    Amilum dalam suspensi alkohol berwarna = agak putih keruh, setelah kering     berwarna putih menyerupai serbuk.
d.   Berat kertas saring yaitu 0,9 gram
e.    Berat amilum setelah kering dan sebelum dikurangi kertas saring =  3,3 gram.
f.     Berat amilum setelah kering dan setelah dikurangi kertas saring =  2,4 gram.
g.    Kadar amilum dalam contoh (kentang)  x 100%
                                                                     =  x 100%
                                                                    = 3,2 %
4.1.2  Uji Iodida
Perubahan
Tabung I
(Aquades)
Tabung II
(NaOH)
Tabung III
(HCl)
Warna sebelum ditambahkan Iod 0.01 M
Keruh
Keruh
Keruh
Warna setelah ditambahkan Iod 0.01 M
Keruh
Keruh
Keruh
Warna setelah dipanaskan
Keruh
Keruh
Bening
Warna setelah didinginkan
keruh
Keruh
Bening

4.2. Reaksi
Reaksi yang terjadi pada uji iodida ini adalah sebagai berikut:
a.         Reaksi amilum + H2O + I2


b.      Reaksi Amilum + HCl + I2

c.       Reaksi Amilum + NaoH + I2
4.3 Pembahasan
4.3.1 Isolasi Kanji (Starch) dari Kentang
Pada percobaan ini akan ditentukan kadar amilum dalam kentang. Kentang yang mula-mula dihomogenkan dengan air dalam blender sehingga terbentuk suspensi dan disaring untuk memisahkan filtrat dari residu. Penyaringan dilakukan dengan kain kasa tipis agar tidak mudah robek dan penyaringan berlangsung lebih cepat. Cairan keruh didekantasi sebanyak 2 kali dengan akuades. Fungsi dekantasi adalah untuk memisahkan filtrat dengan residu atau memurnikan karena air dapat mengikat kotoran dan melarutkan zat-zat dalam sampel. Setelah itu didekantasi dengan etanol 95%. Etanol berfungsi untuk melarutkan bahan-bahan organik yang tidak larut dalam air dan agar filtrat yang tersisa hanya amilum saja. Hasil dekantasi terakhir disaring dengan kertas saring dan dikeringkan dalam inkubator sehingga diperoleh tepung amilum yang kering dan ditimbang. Hasil yang didapat adalah 2,4  gram dan kadar amilum yang terdapat pada kentang adalah 3,2 %. Hal ini membuktikan bahwa kentang mengandung amilum.

4.3.2 Uji Iodida untuk Starch
Tabung I, pada suasana netral, apabila amilum ditambahkan dengan air maka tidak terjadi perubahan yaitu larutan berwarna Keruh. Pada saat ditambahkan dengan larutan iod 0,01 M larutan larutan tetap berwarna Keruh. Kemudian saat dipanaskan larutan tetap menjadi Keruh dan setelah didinginkan tetap berwarna Keruh. Hal ini membuktikan bahwa antara air dan amilum tidak terjadi reaksi.
             Tabung II pada suasana asam, larutan amilum ditambah HCL diperoleh larutan berwarna Keruh. Setelah ditambahkan Iod 0,01 warnanya tetap keruh. Dengan pemanasan, seharusnya terjadi perubahan warna menjadi warna biru yang kemudian larutan biru tersebut hilang dan menjadi bening.  Hal ini karena ikatan semu antara iod dan amilum mudah putus dengan pemanasan serta  terjadi penguraian iod pelepasan iod dari amilum. Dan setelah didinginkan terjadi perubahan yaitu kembali menjadi warna biru bening. Hal ini membuktikan bahwa terbentuknya kembali ikatan antara iod dan amilum, namun pada percobaan yang dilaksanakan tidak terjadi perubahan warna.
Tabung III pada suasana basa, yaitu dengan menggunakan NaOH tidak terjadi perubahan warna yaitu larutan bening. Sehingga tidak dilakukan pemanasan lagi seperti pada tabung II. Hal ini menunjukkan bahwa dalam suasana basa tidak terjadi reaksi.


           

















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
1.    Kadar kanji (starch) dalam sampel umbi kentang 75 gram adalah 3,2 %.
2.    Amilum tidak bereaksi baik pada suasana netral, asam atau pun basa. Walaupun seharusnya amilum bereaksi pada kondisi asam.
5.2 Saran
Sebaiknya larutan kimia yang ada di lab rutin dicek dan ditambah bila berkurang, karena ini seringkali menyulitkan praktikan dalam mengambil larutan dari botol yang mulai habis.













DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil, Jane B. Reece, 2010, Biologi edisi kedelapan jilid I, Erlangga,
Jakarta.

Manatar, J.E., Julius, P., dan Max, R.J.R., 2012, Analisis Kandungan Pati dalam Batang Tanaman Aren (Arenga pinnata), Jurnal Ilmiah Sains, Vol.12 (2).

Mariyani, Komang Ayu, Cok. Istri Sri Arisanti, Eka IndAH Setiawan, 2012,
Pengaruh Konsentrasi Amilum Jagung Pregelatinasi Sebagai Bahan Penghancur Terhadap Sifat Fisik Tablet Vitamin E Untuk Anjing, (online), (diakses pada tanggal 26 Oktober 2014, pada pukul 14.30 WITA).

Saifuddin, Umar, 2011, Analisis Karbohidrat, (online) http://food4healthy. QQQQwordpress.com /2008/10/11/analisis-karbohidrat/, (diakses pada tanggal 26 QQQQOktober 2014, pada pukul 15.00 WITA).

Santi dkk., 2012, Komposisi Kimia dan Profil Polosakarida Rumput Laut Hijau, Jurnal Akuatika, 3(2), 106, (online), (diakses pada tanggal 26 Oktober 2014, pada pukul 14.30 WITA).

Tim Dosen Kimia, 2013, Kimia Organik, UPT Mata Kuliah Umum Universitas Hasanuddin, Makassar.


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA

KARBOHIDRAT
NAMA                       : ASTRID SAFIRA IDHAM
NIM                            : H41113341
KELOMPOK            : IV (EMPAT)
HARI/TANGGAL    : KAMIS / 23 OKTOBER 2014
ASISTEN                   : RISKA















LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN



































           Makassar, 5 Desember 2014

           Asisten                                                                             Praktikan



         (RISKA)                                                           (ASTRID SAFIRA IDHAM)

LAMPIRAN I  BAGAN KERJA

1.    Bagan Kerja Isolasi Starch Dari Kentang

Data
                                      


2. Bagan Kerja Uji Iodida untuk  Amilum
Tabung III

Tabung II

Tabung I
                         
-       Dimasukkan 3 mL amilum
-       Ditambahkan 2 tetes HCl 6 M
-       Ditambahkan beberapa tetes Iod 0,01 M



-       Diamati perubahan warna
-       Dipanaskan, diamati perubahan warna
-       Dinginkan, diamati perubahan warna
Data
-       Dimasukkan 3 mL amilum
-     Ditambahkan 2 tetes NaOH 6 M
-       Ditambahkan beberapa tetes Iod 0,01 M

-       Dimasukkan 3 mL amilum
-       Ditambahkan 2 tetes air.
-       Ditambahkan beberapa tetes Iod 0,01 M
 
















                                                                                                                                            











LAMPIRAN 2
FOTO
a.      Isolasi Strach
2
1
                


4
3
   

6
5
     

7
8
    

Keterangan      :
1.      Setelah dihomogenesasikan dan di blender, larutan tersebut diberi 50 ml air lalu diendapkan.
2.      Setelah air dari endapan dibuang, terlihat endapan di dasar gelas.
3.      Endapan tadi kemudian diberi  50 ml ethanol  95%, kemudian ditunggu hingga mengendap
4.      Ethanol kemudian dibuang, dan endapan disaring dengan menggunakan kertas saring.
5.      Endapan yang tertinggal di kertas saring kemudian dikeringkan.
6.      Endapan atau amilum yang telah jadi.
7.      Amilum kemudian ditimbang
8.      Amilum yang telah jadi kemudian disimpan di wadah yang bersih, kering dan tertutup.







Comments

Popular posts from this blog

PERKEMBANGAN IPTEK DALAM BIDANG BIOLOGI

KATA PENGANTAR        Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ‘’PERKEMBANGAN IPTEK DALAM BIDANG BIOLOGI”. Makalah ini berisikan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang biologi atau yang lebih khususnya membahas tentang bioteknologi.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Makassar, 5 Desember 2013                                                                                                                     Penulis      

LAPORAN BIOKIMIA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN VI PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM NAMA                                                : ASTRID SAFIRA IDHAM NIM                                                     : H41113341 KELOMPOK/KELAS                      : IV (EMPAT) / C HARI/TANGGAL PERCOBAAN : KAMIS / 4 DESEMBER 2014 ASISTEN                                            : NURUL FEBRIANI PUTRI LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel memerlukan jasa enzim, enzim disintesis di dalam sel, namun aktivitasnya tidak selalu di dalam sel. Berbagai reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respirasi, pertumbuhan, perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, pencernaan, fiksasi nitrogen, pembentukan urin, dan lain-lain (Salisbury,

SUSUNAN TULANG-TULANG DAUN, PHYLLOTAXIS, DAN ALAT TAMBAHAN

MAKALAH  SUSUNAN TULANG-TULANG DAUN, PHYLLOTAXIS, DAN ALAT TAMBAHAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang             Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang dan cabang-cabangnya, ada pula daun yang berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau pada ujungnya. Umumnya daun pada batang terpisah-pisah satu sama lain dengan jarak yang nyata.              Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut juga dengan buku-buku batang ( nodus ), dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang sebagai suatu cincin. Sedangkan bagian batang yang berada diantara dua buku-buku batang dinamakan ruas ( internodium ). Walaupun pada tumbuhan lain biasanya tak nampak adanya buku-buku yang jelas, tetapi karena tempat duduknya daun disebut buku-baku, maka bagian batang antara dua daun disebut pula sebagai ruas. I.2 Rumusan Masalah             Adapun rumusan masalah ya