LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
PENGARUH
pH TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM
NAMA : ASTRID SAFIRA IDHAM
NIM : H41113341
HARI/TANGGAL : KAMIS / 6 NOVEMBER 2014
KELOMPOK : IV (EMPAT) C
ASISTEN : SUKMAWATI USMAN
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh
manusia merupakan laboratorium yang sangat rumit, sebab di dalamnya terjadi
reaksi yang beraneka ragam, penguraian yang terdapat dalam makanan kita,
penggunaan hasil hasil uraian untuk memperoleh enrgi, penggabungan kembali
hasil uraian untuk membentuk persediaan makanan tubuh serta banyak reaksi lain
yang apabila dilakukan di dalam laboratorium membutuhkan keahlian khusus serta
waktu yang lama. Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh kita ini dimungkinkan karena
adanya suatu katalis yang sangat berperan yaitu enzim (Lehninger,
1997).
Suatu
molekul substrat berkaitan dengan bagian enzim melalui suatu mekanisme khusus
dan selektif dalam hubungan yang disebut lock and key theory. Suatu
bagian yang sangat kecil dari suatu molekul besar adalah protein enzim yang
berperan mengkatalisis suatu reaksi. Bagian kecil ini disebut bagian aktif
enzim. Aktifitas katalitik enzim juga ditentukan oleh struktur tiga dimensi
molekul enzim tersebut (Lehninger, 1997).
Enzim
adalah protein yang memiliki fungsi sebagai katalisis untuk proses biokimia
yang berlangsung di dalam maupun diluar sel. Enzim dapat berfungsi sebagai
katalisis yang efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi.
Seperti katalisis yang lain, maka enzim
menurunkan energi aktifitas reaksi kimia yaitu hanya akan bekerja pada
satu reaksi saja (Lehninger, 1997).
Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap enzim yaitu dengan
prinsip
penambahan
iodin sebagai indikator yang memberi warna biru yang akan berubah menjadi
bening, maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1
Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari
pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase.
1.2.2
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah menentukan pH optimum dari enzim
amilase.
1.3
Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini ialah menentukan keaktifan dari enzim amilase
berdasarkan waktu penguraian amilum menjadi glukosa pada berbagai pH dengan
penambahan iodin sebagai indikator yang memberi warna biru yang akan berubah
menjadi bening.
1.4
Manfaat
Manfaat
dari dibuatnya laporan ini adalah agar praktikan dapat mengaplikasikan apa yang
telah dipraktikumkan di laboratorium tentang pengaruh pH terhadap enzim, serta
melalui laporan ini praktikan dapat berbagi info tentang bagaimana pengaruh pH
terhadap enzim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim
adalah protein yang memiliki fungsi sebagai katalisis untuk proses biokimia
yang berlangsung di dalam maupun diluar sel. Enzim dapat berfungsi sebagai
katalisis yang efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi.
Seperti katalisis yang lain, maka enzim dapat menurunkan energi aktifitas suatu
reaksi kimia yang lain yaitu ia hanya akan bekerja pada satu reaksi saja
(Lehninger, 1997).
Enzim yang lengkap dan aktif, terdiri dari beberapa bagian protein
dan ko-faktor atau enzim disebut holo-enzim. Sedangkan protein enzim saja tanpa
bagian non protein besifat non aktif disebut apo-enzim. Ada empat faktor utama
yang dapat mempercepat reaksi kimia yang dikatalis oleh beberapa
enzim yaitu (Lehninger, 1997):
1.
Letak
dan orientasi substrat dalam hubungannya dengan gugus katalik.
2.
Tegangan
dan berubahnya ikatan oleh dorongan penempatan enzim.
3.
Katalis
umum asam-basa dan katalis kovalen.
Diantara
sejumlah enzim yang berpartisipasi di dalam metabolisme, terdapat sekelompok
khusus yang dikenal sebagai enzim pengatur, yang dapat mengenali berbagai
isyarat metabolik dan mengubah kecepatan katalitiknya sesuai dengan isyarat
yang diterima. Melalui aktifitasnya sistem enzim terkoordinasi dengan baik,
menghasilkan suatu hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktifitas metabolik
yang berbeda, yang diperlukan untuk menunjang kehidupan (Lehninger, 1990).
Enzim, seperti protein lain, mempunyai berat
molekul yang berkisar dari kira-kira 12.000 sampai lebih dari 1 juta. Oleh
karena itu, enzim berukuran amat besar dibandingkan dengan
substrat atau gugus fungsional targetnya. Beberapa enzim hanya terdiri dari
polipeptida dan tidak mengandung gugus kimiawi selain residu asam amino. Akan
tetapi enzim lain memerlukan tambahan komponen kimia bagi aktivitasnya komponen
ini disebut kofaktor. Kofaktor mungkin suatu molekul anorganik seperti ion Fe2+,
Mn2+ atau Zn2+ atau mungkin juga suatu molekul anorganik
kompleks yang disebut koenzim. Beberapa enzim membutuhkan baik koenzim maupun
satu atau lebih ion logam bagi aktivitasnya. Pada beberapa enzim, koenzim atau
ion logam hanya terikat secara lemah atau dalam waktu sementara pada protein,
tetapi pada enzim lain senyawa ini terikat kuat, atau terikat secara permanen
yang dalam hal ini disebut gugus prostetik. Enzim yang strukturnya sempurna dan
aktif mengkatalisis, bersama-sama dengan koenzim atau gugus logamnya disebut
holoenzim. Koenzim dan ion logam bersifat stabil sewaktu pemanasan, sedangkan
bagian protein enzim akan terdenaturasi oleh pemanasan (Lehninger, 1997).
Enzim menyusun sebagian besar dari protein
total dalam sel. Suatu sel dapat memuat 3.000 jenis molekul enzim dan sejumlah
besar molekul dari tiap jenis. Enzim dapat mempercepat reaksi kimia, sedangkan
protein lain tak dapat. Oleh karena itu, enzim adalah katalis. Selain mampu
meningkatkan reaksi, enzim memiliki dua sifat lain sebagai katalis sejati.
Pertama, enzim tak berubah oleh reaksi yang dikatalisnya. Kedua (dan yang
penting), walaupun dapat mempercepat reaksi, enzim tidak mengubah kedudukan
normal dari kesetimbangan kimia. Dengan kata lain, enzim dapat membantu
mempercepat pembentukan produk, tetapi akhirnya jumlah produk tetap sama
diperoleh (Lehninger, 1997).
Menurut Poedjiadi (1994), Faktor–faktor yang mempengaruhi
kerja enzim yaitu:
1.
Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan
suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut.
Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan
bertambahnya konsentrasi enzim.
2.
Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa
dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak
terjadi kenaikan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar.
Keadaan ini telah diterangkan oleh Michaelis–Menten dengan hipotesis mereka
tentang terjadinya kompleks enzim substrat.
3.
Suhu
Pada suhu rendah reaksi kimia
berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung
lebih cepat. Disamping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan
suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses
denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian
konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan
menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan
kecepatan reaksi.
4.
Pengaruh pH (Derajat keasaman)
Enzim dapat berbentuk ion positif, ion
negatif atau ion bermuatan ganda (zwitter
ion). Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap
efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat.
Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi
dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan
menurunnya aktivitas enzim.
5.
Pengaruh Inhibitor
Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor
dapat berupa hambatan tidak reversibel. Hambatan tidak reversibel pada umumnya
disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi
atau lebih yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel
dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing.
Suatu enzim memiliki suatu ciri yang khas, yaitu pH yang
menyebabkan aktifitas maksimum. Profil akifitas pH enzim menggambarkan pH pada
saat gugus pemberi atau penerima proton yang penting pada sisi katalitik enzim
berada dalam tingkat ionisasi yang diinginkan. pH optimum enzim tidak perlu
sama dengan pH lingkungan normalnya, dengan pH yang mungkin sedikit berada
diatas atau di bawah pH optimum. Aktifitas katalitik enzim di dalam sel mungkin
diatur sebagian oleh perubahan pada pH medium lingkungan (Winarno, 1992).
Diketahui bahwa volume enzim
yang paling efektif untuk mengubah karbohidrat menjadi glukosa dengan bahan
slurry umbi gadung adalah 0,6% (v/v) dalam waktu 72 jam. Hal ini sesuai dengan
Risnoyatiningsih (2011), semakin besar volume enzim yang ditambahkan maka
semakin besar konversi yang diperoleh. Hal ini disebabkan lama waktu reaksi
semakin besar konversi yang diperoleh sehingga kontak antara substrat (Cahyani,
2013).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah larutan kanji 1
%, saliva encer (1
: 9), NaCl 0,1 M,
asam asetat, larutan buffer (pH 8,0; 7,4; 7; 6,8; 6,4; 6,2; 6,0 dan 5,4), iodin 0,01
M, akuades dan tissue roll.
3.2 Alat Percobaan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur 10 mL, inkubator,
pipet tetes, pipet skala 1 mL, stopwatch,
sikat tabung dan gegep.
3. 3 Prosedur percobaan
Saliva sebanyak 1 mL diencerkan dengan 9 mL akuades. 7 buah tabung reaksi disiapkan dan masing-masing diisi dengan 5 mL larutan buffer berturut-turut pH 8; 7,4; 7; 6,8; 6,4; 6,2; 6,0; dan 5,4. Kemudian ke dalam larutan buffer ini ditambahkan 2 mL larutan kanji 1 %, 1 mL NaCl 0,1 M. Tabung yang berisi larutan pH 8 dan pH 7,4 diasamkan dengan 5 tetes asam asetat. Dimasukkan semua tabung ke dalam inkubator selama ± 5 menit. Setelah itu, semua tabung ditambahkan ± 10 tetes iodin, kemudian ditambahkan 1 mL saliva encer (1 : 9). Setelah itu, semua tabung dimasukkan ke dalam inkubator. Kemudian diperhatikan perubahan warna yang terjadi tiap interval 5 menit. Dicatat perubahan dan waktu yang dibutuhkan. Selanjutnya dibuat grafik pH versus kebalikan waktu (1/t) dan dari grafik tersebut ditentukan pH optimumnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Pengaruh
pH terhadap Aktivitas Enzim Amilase
Waktu
(menit)
|
Warna
|
||||||
pH 8,0
|
pH 7,4
|
pH 7,0
|
pH 6,8
|
pH 6,2
|
pH 6,0
|
pH 5,4
|
|
5
|
+
+ +
|
+
+ +
|
+
+ +
|
+ + + +
|
+
+ + +
|
+
+ + +
|
+
+ + +
|
10
|
+
+
|
+
+ +
|
+
+ +
|
+ + +
|
+
+ + +
|
+
+ + +
|
+
+ + +
|
15
|
+
+
|
+
+
|
+ + +
|
+ + +
|
+
+ + +
|
+
+ + +
|
+
+ + +
|
20
|
+
|
+
+
|
+
+ +
|
+ + +
|
+
+ + +
|
+
+ +
|
+
+ +
|
25
|
+
|
+
+
|
+
+ +
|
+ +
|
+ + + +
|
+
+ +
|
+
+ +
|
30
|
+
|
+
+
|
+
+
|
+ +
|
+ + +
|
+ + +
|
+
+ +
|
Keterangan :
+ + + + : biru
tua
+ +
+ : biru
+ + : biru muda
+ : bening
4.1.2 Tabel
Pengaruh pH Terhadap Kebalikan Waktu (1/t)
pH
|
Waktu (t) (Menit)
|
1/t (Menit)
|
8,0
|
20
|
0,05
|
7,4
|
15
|
0,06
|
7,0
|
30
|
0,03
|
6,8
|
25
|
0,04
|
6,2
|
30
|
0,03
|
6,0
|
20
|
0,05
|
5,4
|
20
|
0,05
|
4.1.3 Grafik Pengaruh pH Vs
Kebalikan Waktu
4.2 Reaksi
4.3
Pembahasan
Pada percobaan ini, akan ditentukan pH optimum dari enzim amilase. Masing-masing tabung reaksi diisi
dengan larutan buffer fosfat pada pH yang berbeda-beda yaitu 8; 7,4; 7; 6,8; 6,2; 6,0; dan 5,4. Digunakan beberapa macam pH yang
berbeda-beda agar dapat ditentukan pada pH berapa enzim bekerja dengan baik (pH
Optimum). Tabung reaksi yang berisi larutan buffer dengan pH berbeda-beda ditambahkan
larutan albumin, larutan NaCl 0,1 M dan saliva encer yang merupakan enzim amilase. Penambahan
NaCl bertujuan sebagai pengaktif kerja enzim dan pati atau amilum dimana pati
ini merupakan substrat yang akan bereaksi dengan iodium membentuk kompleks biru. Saliva yang merupakan
enzim amilase akan menghidrolisis pati menjadi dekstrin kemudian maltosa (disakarida) dan terhidrolisis lagi
menjadi 2 molekul glukosa secara enzimatis. Pada tabung reaksi yang berisi
larutan buffer dengan pH 8 dan pH 7,4 ditambahkan asam asetat (CH3COOH)
dengan tujuan untuk mengasamkan larutan tersebut karena enzim tidak dapat
bekerja pada pH basa. Selanjutnya ke dalam tabung-tabung ini ditambahkan dengan
larutan iodium sebagai indikator
yang akan bereaksi dengan amilum membentuk kompleks biru keunguan yang ditandai
dengan perubahan warna dari bening menjadi biru.
Tabung yang berisi larutan tersebut ditempatkan
pada inkubator bersuhu 38 °C selama 30 menit dan pengamatan dilakukan pada tiap
interval waktu 5 menit. Dari pengamatan terlihat bahwa yang mengalami perubahan
warna yang cepat yaitu pH 7 dan 7,4 kemudian disusul oleh pH 8,0; 6,8; dan 6,2.
Perubahan warna pH 7 dan 7,4 dari warna biru paling pekat sekali menjadi biru
pekat sekali, biru muda kemudian bening pada menit ke-30.
Berdasarkan grafik yang diperoleh, terlihat bahwa
pH optimum dari enzim amilase adalah pada pH 6,8. Tentunya hal ini sesuai
dengan teori dimana pH optimum suatu enzim agar dapat bekerja dengan baik yakni
berkisar antara 5,4-7,2.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pH optimum untuk
enzim amilase adalah pH 5,8 dan 5,4, sedangkan sesuai teori adalah dengan pH 5,4 – 7,4.
5.2 Saran
Sebaiknya larutan yang mulai kurang di laboratoirum ditambah
agar praktikan tidak kesulitan dalam praktikum, serta sebaiknya peralatan yang
ada di laoratorium lebih dilengkapi dan diperbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani A., 2013, Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Alkohol dan Nilai Kalor Dari
Bioetanol Berbahan Baku Umbi Gadung (Dioscorea hipsida Dennst), 3 (1);
61-66. Makassar.
Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar
Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.
Winarno, F.,G., dan Fardiaz., 1992, Biofermentasi dan Biosintesa Protein, Penerbit Angkasa, Bandung.
LAMPIRAN I
BAGAN KERJA
-
Diencerkan
1 mL saliva dengan mencampurkannya dengan 9 mL aquades.
-
Disiapkan
7 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi larutan buffer berturut-turut 8,0 ;
7,4 ; 7,0 ; 6,8 ; 6,0 ; 5,8; 5,4.
-
Tambahkan
2 mL larutan amilum 1%,dan1 mL NaCl 0,1 M kedalam tabung.
-
Tabung
yang berisi larutan pH 8,0 dan pH 7,4 diasamkan dengan 2 tetes asam asetat
sebelum penambahan iodine, untuk mengurangi kebasaannya.
-
Dimasukkan
ke dalam inkubator dengansuhu 38 oCselama 5 menit.
-
Ditambahkan
iodine sebanyak 10 tetes, foto sebagai waktu awal (0 menit).
-
Ditambahkan
1 mL saliva encer kedalam semua tabung.
-
Jalankan
stopwatch, masukkan kedalam incubator.
-
|
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar,
15 Desember 2014
ASISTEN PRAKTIKAN
(SUKMAWATI USMAN) (ASTRID SAFIRA IDHAM)
LAMPIRAN 2
FOTO
youtube ้ดยลงหอนิคร้ยนี์ - Videoodl.cc
ReplyDeleteyoutube ้ดยลงหอนิคร้ยนี์, youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube mp3 youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube. youtube youtube youtube youtube youtube